Berkunjung ke STID Mohammad Natsir, RISEAP Sampaikan Terobosan Da’wahnya di Negara Asia Pasifik

STIDNATSIR.AC.ID – Regional Islamic Da’wah Council of Southeast Asia & the Pacific (RISEAP) berkunjung ke Kampus Putra STID Mohammad Natsir Bekasi, Kamis (29/11) lalu.

Sekjen RISEAP, Mohammad Marzuki bersama timnya, Noraindah Jayus, Wan Abdul Malik Wan Aju dan Ahmad Azhari berkunjung ke STID Mohammad Natsir dalam rangka silaturahim mengenal lebih jauh Pusdiklat Dewan Da’wah serta diskusi terkait pengkaderan Da’i di STID Mohammad Natsir.

Kedatangan mereka disambut para pimpinan STID Mohammad Natsir, antara lain: Ketua STID Mohammad Natsir Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I, Waket II Bidang Administrasi dan Keuangan Lukman Ma’sa, M.Pd.I, Ketua Pesma STID Mohammad Natsir Imam Taufik Alkhottob, M.Pd.I, Kepala UKM Aan Handriyani, M.Ag, Ketua Darul Aitam Aswan Haidi, dan Ketua Pusdiklat Dewan Da’wah Deni Wahyudi.

Deni Wahyudi sekilas menceritakan sejarah berdirinya Pusdiklat Dewan Da’wah dan unit-unit yang berada di dalamnya. Ia mengatakan, STID Mohammad Natsir merupakan unit pertama yang berdiri di Komplek Pusdiklat Dewan Da’wah.

“Komplek Pusdiklat ini diawali dengan berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir. Jadi justru Sekolah Tingginya dulu yang berdiri, baru kemudian “Sekolah Rendah” lainnya mulai dibangun,” jelasnya.

Dalam pertemuan ini, Marzuki menyampaikan beberapa gagasan yang telah direalisasikan oleh RISEAP di beberapa negara Asia Pasifik, seperti membuat perencanaan baru pendidikan Islam yang lebih maju. Karena sudah kerap terjadi, seorang siswa muslim memiliki keterampilan yang sangat mumpuni, namun akhlaqnya sungguh ironi. Menurutnya, apabila kebijakan sekolah-sekolah Islam diperbaharui maka akan tercipta pendidikan Islam yang komprehensif.

Ia juga mengatakan, RISEAP enggan menyekolahkan mahasiswanya di daerah-daerah metropolitan, khawatir terlena dengan hegemoni perkotaan sehingga akan sulit apabila nantinya ditugaskan berda’wah di pedalaman.

RISEAP juga membangun masjid di beberapa negara Asia seperti di Taiwan dan Kamboja, untuk sarana berkumpulnya umat. Selain itu, penting membuat program da’wah dengan melibatkan anak muda. Dewasa kini, justru da’wah melalui media sosial begitu digandrungi dan memiliki dampak signifikan, dan anak muda mahir mengoperasikannya.

Saat ini, kata Marzuki, kita berhadapan dengan Islamophobia. Mereka takut mendengar Takbir. Di Singapura, meski sudah lama muslim dan Non muslim hidup rukun, namun orang cina masih takut apabila bertemu dengan muslim.

RISEAP adalah organisasi da’wah yang didirikan atas prakarsa almarhum Tengku Abdul Rahman, Perdana Menteri Malaysia pertama (1957-1970) pada awal 1980. RISEAP beranggotakan lembaga-lembaga Islam dari 23 Negara, yang pergerakannya fokus pada persoalan kehidupan muslim minoritas di Asia Pasifik.

Beberapa program RISEAP antara lain mengadakan pelatihan untuk imam dan khatib, youth camp, penerbitan, dan pelatihan keterampilan untuk pemuda dan wanita untuk mendukung da’wah di berbagai masyarakat minoritas Islam di wilayah Asia Pasifik. Penempatan da’i di daerah minoritas anggota RISEAP di Asia Tenggara dan Pasifik, seperti Papua New Guinea, Fiji, dan Philipina.

Keanggotaan RISEAP terdiri dari organisasi-organisasi da’wah di Zona Utara yang mencakup Jepang, Korea, Taiwan, China, Hongkong, dan Macao; Zona Tengah yaitu negeri ASEAN plus Maldive dna Sri langka. Zona Selatan mencakup Australia, New Zealand, Fiji, Papua New Guinea, Tongga, Samoa, Kaledonia Baru, Karibati, dan lainnya. []

Reporter: Faris Rasyid

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*