Berikan Dauroh Pra Nikah pada Kader Da’i, Ini yang Ustadz Misbahul Anam Sampaikan

STIDNATSIR.AC.ID – Bidang Kemahasiswaan Bekerja sama dengan BEM STID Mohammad Natsir mengadakan Dauroh Pra Nikah yang diikuti oleh Mahasiswa Semester 5 dan 7 STID Mohammad Natsir, di Auditorium Kampus Putra STID Mohammad Natsir Bekasi.

Acara yang diselenggarakan hari jum’at (28/12) ini menghadirkan Ustadz Dr. Misbahul Anam, M.A sebagai pemateri. Irfan Mulyafoh selaku Ketua Pelaksana menyampaikan bahwa dauroh ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan selama 4 kali setiap bulan

In syaa Allah Dauroh Pra Nikah ini akan kami selenggarakan selama 4 kali di setiap bulannya, dengan pemateri yang berbeda.” ujar Ketua Divisi Da’wah BEM STID Mohammad Natsir tersebut.

Sontak kabar ini disambut gembira oleh para mahasiswa, mengingat Dauroh Pra Nikah merupakan pembekalan yang urgen bagi mereka yang tengah dilema, agar tidak salah langkah dalam menentukan keputusan atau mempersiapkan biduk rumah tangganya di masa muda.

Ustadz Misbah, demikian sapaan akrab beliau menjelaskan bahwa sebagai kader da’i harus memiliki tujuan yang mulia dalam menikah.

“Seorang Da’i ketika menikah tidak hanya sekedar mencari jodoh dan mencari teman tidur, akan tetapi bagaimana menyuburkan Al Qur’an dan As Sunnah di dalam bahtera keluarga” tegas Dosen STID Mohammad Natsir tersebut.

Bagi seorang Da’i, keluarga merupakan laboratorium pertama di dalam da’wahnya. Keluarga da’i akan menjadi pondasi dalam kehidupan bermasyarakat. Karena masyarakat akan melihat seorang Da’i dari keluarganya, sehingga dia harus mendidik keluarganya dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah.

Ia juga menjelaskan, seorang Da’i ketika hendak menikah harus meluruskan niatnya. Setelah itu, seorang da’i harus memupuk paradigma menikah dalam rangka memelihara Agama, Nasab, Akal, Jasad, Kehormatan, dan Harta.

Menikah butuh pertimbangan yang matang, tidak tergesa-gesa dan perlu mendiskusikannya dengan orang tua. Jangan sampai, menikah justru mengganggu studinya. Seharusnya menikah justru semakin memperlancar studinya dan meningkatkan prestasinya.

Di akhir acara, beliau menegaskan bahwa orang yang pertama kali Rasulullah da’wahi adalah keluarganya. Sehingga seorang Da’i ketika sudah memiliki istri dan anak harus menjadi prioritas utama dalam da’wahnya. []

Reporter: Yoga Taufik P

Editor: Faris Rasyid

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*