Sejarah

Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir sebagai salah satu mata rantai perjuangan umat Islam serta dalam rangka turut membangun dan membina peradaban melalui Islamisasi ilmu & kampus serta penyiaran tsaqafah Islamiyah serta sebagai gerakan pendidikan untuk melahirkan sumber daya manusia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas berupa kader-kader pemikir muslim dan pemimpin ummat yang mengenal ajaran dan nilai-nilai Islam serta berkemampuan menyebarkan dan menumbuhkannya dalam berbagai aspek kehidupan

STID Mohammad Natsir merupakan kelanjutan dari lembaga pendidikan yang pernah ada dilingkungan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, yaitu Akademi Bahasa Arab (AKBAR) dan Lembaga Pendidikan Da’wah Islam (LPDI). Setelah mengalamii vakum, maka berdasarkan hasil Musyawarah Besar (MUBES) ke-2 Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia pada tanggal 12-14 Juni 1998 di Jakarta memutuskan untuk meningkatkan program LPDI dari program D2 menjadi program Strata Satu (S1).

Dalam memberikan wawasan keilmuan, STID Mohammad Natsir selain menekankan pada ilmu-ilmu da’wah dan ushuluddin, juga pada bahasa dan sastra. Dengan demikian diharapkan akan melahirkan tradisi intelektualisme Islam yang kaffah serta generasi ilmuwan ulul albab. STID Mohammad Natsir, yang berdiri tahun 1999 telah mendapat izin Penyelenggaraan Program Studi dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI Nomor: DJ.I/216 C/2007 dengan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.