BEM STID Mohammad Natsir Hadirkan Mentor Senior Dewan Da’wah dalam Latihan Dasar Kepemimpinan

“Pribadi yang baik itu ketika menjadi teman, ia menjadi teman yang baik. Ketika menjadi anggota, ia menjadi anggota yang baik dan ketika menjadi pemimpin, ia mampu menjadi pempin yang baik. Dimanapun ia berada ia akan tetap baik.” – Drs. Muhammad Hafidz, MM.

Sabtu (25/11), BEM Akhwat STID Mohammad Natsir divisi keorganisasian menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dengan mengangkat tema “Mahasiswa hari ini, pemimpin hari esok” di Aula Sakinah, Komplek Muslimat Center, Jakarta. Acara ini diikuti oleh seluruh mahasiswi Kampus C STID Mohammad Natsir.

Pembicara pada seminar ini, Drs. Muhammad Hafidz mengawali seminar dengan berbicara tentang hakikat seorang pemimpin. Beliau menuturkan bahwasannya pemimpin itu adalah suatu hal yang fitrah, agar segala sesuatu bisa menjadi lebih efektif dan bermakna dengan adanya pemimpin. Sebagai contoh, beliau mengajak kita berdisukusi tentang bagian jari yang terpenting dan mana jari yang paling lemah. Mahasiswi pun sangat antusias dalam menjawab, ada yang menjawab telunjuk,jempol dan yang lainnya.

Namun, beliau menjawab bahwasannya tidak ada yang terpenting dalam bagian jari-jari, dan tidak ada juga bagian jari yang lemah, karena pada kenyataannya semua bagian jari saling menguatkan, seperti itulah gambaran team menurut beiau. Tidak ada yang paling penting karena semua penting, tidak ada yang paling lemah karena semua bisa saling menguatkan.

Setelah menyampaikan muqaddimah beliau pun meminta para peserta untuk membuat kelompok diskusi, dan terbagi lah para peserta menjadi 5 kelompok. Dan dalam diskusi tersebut, beliau meminta para peserta untuk mendisukusikan “apa saja kriteria teman, anggota, dan pemimpin yang didambakan?”

Begitu aktifnya para peserta dalam mendiskusikan apa yang diminta oleh pemateri, berbagai jawaban dilanturkan, masing-masing kelompok menjawab dengan argumen-argumen yang mengesankan.

Lalu, apa makna dari diskusi tersebut?

Beliau menegaskan apa yang kita tulis sebagai harapan tadi, tanpa kita sadari juga merupakan harapan dari teman-teman kita. Kemudian, beliau juga menuturkan kalau ingin punya teman yang baik jadilah yang baik untuk teman kita. Kalau kita tidak bisa menjadi teman yang baik, maka kita tidak akan mendapatkan teman yang baik.

Dari disikusi tersebut kita bisa mengetahui kriteria apa saja yang diinginkan oleh seseorang untuk teman, anggota dan juga pemimpin. Dan point yang terpenting dari kriteria seorang pemimpin adalah mengetahui hak dan kewajiban seorang pemimpin baik terhadap Allah ﷻ maupun kepada anggotanya. Dengan demikian, pemimpin tersebut bisa amanah dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anggotanya.
Lalu siapa teman itu? Siapa anggota itu? Dan siapa pemimpin itu? Jawabannya adalah KITA. []

Editor : Saeful Rokhman

Reporter: Marwah

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*