Ingin Bisa Teknik Bacakilat? Begini Tipsnya

STIDNATSIR.AC.ID – Komunitas Perpustakaan (KOMPUS) STID Mohammad Natsir mengadakan Pelatihan Bacakilat bagi mahasiswa di Perpustakaan Kampus Putra STID Mohammad Natsir Bekasi, Ahad (4/11).

Trainer Bacakilat, Lukman, M.Pd.I mengungkapkan, banyak faktor yang dapat menghambat seseorang dalam membaca, seperti tidak konsentrasi, malas, mengantuk, selalu ada hal yang lebih menarik daripada membaca, membosankan, suka menunda, pikiran melayang, dan lain sebagainya.

Untuk menghilangkan hambatan membaca, kata ustadz Lukman, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama adalah identifikasi, yaitu seseorang mengidentifikasi apa saja hambatan yang ia alami dalam membaca.

Setelah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan skala. Hambatan-hambatan yang telah diidentifikasi –diinventarisir– tersebut ditentukan skalanya dengan angka, seberapa besar hambatan tersebut dapat menghalanginya dalam membaca. Selanjutnya mengimajinasikan dampak yang akan timbul apabila hambatan tersebut tidak dihilangkan, dan mengimajinasikan manfaat yang akan diraih apabila dihilangkan.

Langkah selanjutnya, ustadz Lukman mencontohkan refleksi-refleksi yang harus dilakukan sebelum membaca, yaitu dengan memijat beberapa bagian di sekitar wajah agar lebih rileks. Karena salah tiga kunci sukses bacakilat adalah sugesti, rileks dan konsentrasi. Terakhir beliau menginstruksikan untuk memperbarui skala yang telah dibuat untuk mengosongkan angka hambatan sebagai sugesti positif.

“Langkah-langkah tersebut dinamai dengan Emotional Freedom Technique (EFT),” ungkapnya.

Ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum melatih bacakilat, diantaranya kemurnian niat, fokus pada tekad, menerima proses dan harus membuat kesalahan, serta memiliki alasan besar ingin menguasai bacakilat (bigger why).

“Niatkan bahwa kita ingin menguasai bacakilat, harus sabar dan harus buat kesalahan. Iya harus buat kesalahan,” ujar Pembina Perpustakaan STID Mohammad Natsir tersebut.

Suasana Pelatihan Bacakilat

Ustadz Lukman melanjutkan, paradigma yang harus ditanamkan dalam sistem bacakilat adalah Minimum effective Dose (MED) yaitu tidak semua isi buku dibaca, karena tidak semua isi buku itu penting. Dengan kata lain, menganggap semua isi buku sama penting adalah pendekatan yang berbahaya.

Prof. Russel Straus dalam bukunya “Teaching Reading as A Thinking” menyatakan bahwa inti dari buku adalah 4-11%, sisanya hanya penjelasan. Maka dari itu, bacakilat adalah baca selektif. Membaca satu halaman dalam 1 detik dengan pikiran bawah sadar.

Ada 3 cara otak memproses informasi, Conscious Processing yaitu memproses informasi dengan pikiran sadar. Subliminal Processing yaitu memproses informasi dengan pikiran bawah sadar, dan Pre-Conscious Processing yaitu memindahkan informasi dari pikiran bawah sadar ke pikiran sadar. Inti dari baca kilat adalah Pre-Conscious Processing tersebut.

“Dalam satu detik, ada 100 juta bit informasi yang masuk ke otak kita, namun yang masuk ke pikiran sadar kita hanya 40-120 bit, sisanya masuk ke pikiran bawah sadar. Makanya kita akan mengangkat informasi di pikiran bawah sadar tersebut dengan Pre-Conscious Processing,” terangnya.

Langkah yang harus dilakukan untuk mempraktikan bacakilat, pertama adalah tinjauan awal dengan cara menentukan apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak, menentukan tujuan membaca (informasi apa yang ingin didapat) dan manfaat apa yang didapat setelah membaca. Langkah selanjutnya adalah bacakilat, yaitu membaca satu halaman perdetik dengan ketentuan yang berlaku, langkah yang terakhir adalah aktivasi manual, yaitu mereview, memindai dan membuat mind mapping.

Para peserta pelatihan bacakilat sangat antusias dan rileks dalam mengikuti setiap langkah yang diberikan. Acara ini berlangsung sejak pagi hingga sore. []

Reporter: Faris Rasyid

Editor: Saeful R

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*