Sejauh Mana Seorang Wanita Disebut Tabarruj? Begini Penjelasannya

STIDNATSIR.AC.ID – Bidang Kemahasiswian Kampus Putri STID Mohammad Natsir mengadakan dauroh yang diikuti oleh mahasiswi semester 5 dan 7 di Muslimat Center, Jakarta, Sabtu (29/9). Kajian periodik yang akan rutin dilaksanakan satu bulan sekali ini, disampaikan oleh Ustadzah Dewi Fitriyani, S.Sos dengan mengangkat tema “At-Tabarruj”.

“Tabbarujj adalah menampakan sesuatu yang tidak biasa tampak. Disebutkan, seorang wanita dikatakan berdandan (bertabarruj) yaitu ketika seorang wanita menampakan jasad dan perhiasannya kepada selain suami yang bukan mahrom,” ucap Ustadzah Dewi, lantas ia mengutip ayat ke 33 dalam surat Al-Ahzab.

Ayat ini, kata Ustadzah Dewi, terkait dengan wanita. Allah Ta’ala memerintahkan kepada wanita supaya tetap di rumah agar tidak terjadi fitnah, dan janganlah keluar kecuali dalam keadaan terdesak.

Allah menyebutkan kalimat “Jâhiliyyah” dalam Al Qur’an di 4 tempat, salah satunya dalam Surat Al-Ahzab ayat 33 dengan lafazh “Tabarrujjal Jâhiliyyah”. Ustadzah Dewi mengungkapkan, dandanan wanita-wanita di masa jahiliyah ialah ketika mereka keluar dari rumah. Mereka berdandan bukan untuk suami melainkan agar terlihat cantik oleh orang lain atau lelaki ajnabi.

Agar para mahasiswi lebih mengeksplorasi materi ini, Ustadzah Dewi memberikan contoh konkret mengenai tabarruj di era milenial. Yaitu seperti memakai lipstick, arsir alis, kerudung punuk unta, menggunakan parfum atau sejenisnya, yang semua itu dilakukan dan ditunjukkan kepada selain suami dan mahromnya.

Selain itu, Ia juga menyampaikan seputar aksesoris kewanitaan yang kerap menjadi buah perbincangan di kalangan para wanita mengenai hukum penggunaannya, seperti sepatu High heels. Menurutnya, wanita yang menggunakan high heels dapat menarik perhatian lelaki lain, karena derap langkahnya menimbulkan suara sehingga mengundang perhatian.

Di akhir acara Ustadzah Dewi menutup penyampaiannya dengan kata himbauan agar para mahasiswi dapat menjaga akhlak dan adab terlebih sebagai da’iyah. []

Reporter: Alifatun Azizah

Editor: Faris Rasyid

Gambar: Ilustrasi

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*