Kunjungi Akhyar TV, STID Mohammad Natsir Pelajari Teknik Pengelolaan TV Islam

STIDNATSIR.AC.ID – STID Mohammad Natsir melakukan studi banding ke Studio Akhyar TV, Bekasi, Selasa (16/10). Kunjungan ini bertujuan guna membahas teknis pengelolaan TV Islam dan pemagangan mahasiswa KPI STID Mohammad Natsir.

Turut serta dalam kunjungan ini, Ketua STID Mohammad Natsir, Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I, Ketua Prodi KPI, Dr. Ujang Habibi, Sekretaris KPI, Saeful Rokhman, M.I.Kom, dan Ketua Prodi PMI, Salman Al-Farisi, M.Kom.I.

Bang Heru Sukari, Pimpinan Akhyar TV mengaku senang dengan maksud kedatangan STID Mohammad Natsir, “Saya seneng kalo ada anak muda yang semangat belajar ngembangin TV Islam,“ ucapnya.

Bahkan para crew Akhyar TV sendiri, kata Bang Heru, adalah anak-anak muda yang tidak memiliki latar belakang sinematografi, “Awalnya kita memulai Akhyar TV hanya modal semangat dan alat seadanya. Kita juga hanya berlima ngurus dua TV, anak-anak ini bahkan nggak punya background sinematografi. Ada yang peternak ayam, penjual air mineral, macem-macem, “.

“Sekarang udah eranya orang nggak lagi dominan nonton di TV digital, sekarang udah bisa nonton pake HP sama laptop,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, sebelum membuat stasiun TV ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar siaran terkesan menarik dan sistematis. Seperti kedisiplinan tim, menyiapkan konten dan membuat rundown siaran.

Ketua STID Mohammad Natsir, Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I menyerahkan cinderamata kepada Pimpinan Akhyar TV, Bang Heru Sukari

Secara umum, ada beberapa jenis program siaran dalam stasiun TV konvensional; Program Drama, Non Drama, dan News. Agar produk audiovisual tampak menarik, unsur yang harus dimaksimalkan adalah narasi dan sinematografi. Keduanya harus sama-sama kuat perannya, minimal skripnya harus menarik dulu meskipun kekuatan aktingnya kurang, namun penyutradaraannya harus ciamik.

Kemudian Bang Heru memberikan tips membuat stasiun TV dengan memanfaatkan web dengan mudah dan cukup murah biayanya. Menurutnya, lebih baik memulai membangun stasiun televisi dari web dulu, kalau kontennya sudah stabil barulah beralih menggunakan bandwith di parabola. Ia juga mengaku siap untuk melatih mahasiswa yang ingin mengembangkan potensinya dan mewaqafkan dirinya dalam da’wah pertelevisian. []

Reporter: Faris Rasyid

Editor: Saeful R

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*