Mahasiswa STID Mohammad Natsir Turun ke Jalan Kecam Pembakaran Bendera Tauhid

STIDNATSIR.AC.ID – Mahasiswa STID Mohammad Natsir bersama umat muslim dari berbagai Ormas dan pemuda berkumpul di depan Kantor Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Jakarta, menyuarakan pengecaman terhadap pembakaran bendera Tauhid oleh oknum Banser (Barisan Anshor Serbaguna), Jumat (26/10).

Pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oknum banser, menggerakan hati ummat muslim untuk melakukan pembelaan terhadapnya. Seluruh umat muslim yang tertanam kuat kalimat tauhid di hatinya melakukan pembelaan dengan berbagai cara, seperti melalui tulisan, Orasi maupun aksi turun ke jalan.

Peserta aksi menyuarakan dengan suara lantang seruan untuk membubarkan organisasi tersebut.

“BUBARKAN BANSER, BUBARKAN BANSER!,” seru mereka dengan nada emosi.

Aksi kali ini berjalan dengan aman dan damai, para orator terus membakar semangat dengan mengajak para peserta untuk mengucapkan kalimat Tauhid “Lâ Ilâha Illallâh, Lâ ilâha Illallâh, Muhammadur Rasûlullâh“. Kemudian diakhiri dengan pekikan Takbir “Allâhu Akbar“, peserta aksi mengikuti secara bersama-sama, sontak Jakarta bergetar dengan kalimat Tauhid yang dikumandangkan.

Peserta aksi dan orator terus menyampaikan kecamannya dan tuntutannya kepada pemerintah, supaya melakukan tindakan tegas kepada oknum Banser dan lembaganya, sampai para delegasi yang melakukan diplomasi dengan pihak Menko Polhukam mendapatkan jawaban.

Setelah keluar dari kantor Menko Polhukam, delegasi tersebut manyampaikan jawaban yang tidak diharapkan oleh peserta aksi, “Tadi kami disambut oleh Menses, dan mengatakan Pak Wiranto saat ini sedang berada di Palu membantu korban Palu,” ungkapnya.

Mendengar jawaban tersebut, nampak kekecewaan dari para peserta aksi. Tak sedikit dari mereka yang meluapkan kekecewaannya.”

“ITU BOHONG, DIA TAKUT DIDEMO … KENAPA TIDAK DARI KEMARIN-KEMARIN KE PALUNYA..,” teriak peserta aksi.

Akhirnya, peserta aksi membubarkan diri dengan aman dan damai, meski pulang membawa kekecewaan. []

Reporter: Yoga Taufiq Pratama

Editor: Faris Rasyid

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*