Opini Masyarakat Kampung Sawah terhadap Da’wah Yayasan Al-Islam

Oleh: Madeni, M.Pd.I

PENDAHULUAN

Da’wah adalah amal yang paling baik setelah iman kepada Allah, karena buah dari da’wah adalah menjadikan manusia mendapat hidayah, serta menimbulkan kencintaan mereka kepada kebaikan, menjauhkan mereka dari pada kebatilan dan mengeluarkan mereka dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan cahaya.[1]

Lalu apa yang akan dikatakan oleh orang-orang yang terlibat dalam da’wah, mengenai peran da’i dan pengaruhnya yang tak lain merupakan faktor yang memiliki keistimewaan tertentu dalam gerakan da’wah.[2]

Gerakan da’wah harus jujur untuk melakukan evaluasi dan introspeksi diri, sadar akan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Allah telah merumuskan cara untuk menda’wahkan risalah Islam dalam rumusan yang singkat, jelas dan padat.

Pembinaan da’wah baik dalam hati manusia ataupun tubuh masyarakat, tidaklah berlaku sekaligus, tetapi berjalan tahap demi tahap. Menurut Muhammad Ghazali pembinaan da’wah berlaku dalam tiga tahap, tahap yang pertama penyadaran pikiran, tahap yang kedua penumbuhan keyakinan dan yang terakhir pembangunan peraturan atau organisasi.[3]

Adanya organisasi yang kuat dan teratur sangat dibutuhkan dalam da’wah Islamiyah, karena tanpa organisasi yang demikian ia tidak akan berdaya. Adanya organisasi da’wah yang kuat juga tidak akan bermanfaat tanpa adanya juru-juru da’wah yang terdidik dan terlatih baik seperti yang dikehendaki oleh da’wah Islamiyah itu sendiri yang bertitik tolak dari tugas pertama dan utamanya yang mengharuskan pembasmian buta huruf dan buta ilmu.[4]

Kerja-kerja besar sebagai tantangan utama gerakan da’wah adalah mengaplikasikan nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil ‘âlamîn dalam prilaku, pola pikir, kreativitas dan program-program nyata yang bertujuan untuk mengangkat martabat manusia ditengah-tengah realitas sosial, pradaban dengan mempersiapkan du’at yang professional disertai dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.[5]

Yayasan Al Islam merupakan yayasan yang bergerak dalam bidang da’wah pada awal berdirinya yayasan ini, mendapatkan berbagai macam respon dari masyarakat  bahkan ada yang menyebut bahwa yayasan ini adalah yayasan wahabi  namun dengan semakin berjalannya waktu maka yayasan ini sedikit bisa membendung gerakan kristenisasi yang ada dikampung Sawah, karena daerah kampung Sawah merupakan daerah kristenisasi. Dengan keadaan ini sedikit tidak orang-orang Kristen mulai mengalami menyempitan wilayah kristenisasi, dengan keberadaan yayasan ini ada orang yang tadinya masuk Kristen kemudian bisa kembali ke Islam lagi.

Berdirinya Yayasan Al Islam diawali dengan kegiatan pengelolaan da’wah melalui dunia maya, yaitu di situs www.Al Islam.or.id yang online kali pertama pada 12 Desember 1998. Kemudian, pada tahun 2005 Yayasan Al Islam membangun sebuah Islamic Center di daerah Jati Melati, Pondok Melati, Bekasi. Tujuannya adalah untuk membangun kader-kader da’wah yang memiliki aqidah yang lurus dan pemahaman agama yang memadai. Kader-kader da’wah itu digembleng dalam sebuah kegiatan, yaitu Pesantren Tinggi Al-Islam (Ma’had Ali Al-Islam). Kegiatan inilah yang sekarang kemudian menjadi kegiatan utama Yayasan Al Islam.

Yayasan Al Islam didirikan dengan tujuan  sebagai berikut.

  1. Membangun, meningkatkan, dan memajukan da’wah Islam.
  2. Menjadi salah satu alternatif sarana pendidikan dan pelatihan Islam.
  3. Membangun sebuah portal Islam yang menjadi pusat kajian Islam yang memiliki informasi keislaman yang lengkap dan benar.
  4. Menjalin persatuan dan kesatuan umat Islam yang masih mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah yang bermanhaj salafush shaleh.
  5. Mengembangkan dan memberdayakan potensi sumber daya umat Islam. [6]

Untuk mengetahui suksesnya kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maka tentu harus adanya evaluasi begitu juga dengan kegiatan da’wah yang kita lakukan untuk mengetahui apakah da’wah yang kita lakukan mengelami kemajuan atau  kemunduran maka kita harus tahu tentang respon masyarakat terhadap da’wah yang kita lakukan apakah masyarakat meresponnya dengan respon yang baik atau sebaliknya. Oleh karena itulah dengan kita mengetahui respon masyarakat maka kita telah mendapatkan kemasukan bahwa da’wah yang kita lakukan selama ini belum begitu maxsimal misalnya dengan itu kita bisa memperbaiki kegiatan-kegiatan da’wah agar lebih sukses dan diterima oleh masyarakat.

Supaya penelitian ini lebih terpokus dan agar tidak terjadinya pelebaran atau perluasan masalah, maka penulis membatasi pokok masalah pada warga masyarakaat Kampung Sawah Kelurahan Jati Melati Pondok Melati Bekasi Jawa Barat yang beragama Islam pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret tahun 2011.

 

1.2.2. Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan meneliti pada kegiatan apa-apa saja yang dilakukan oleh yayasan Al Islam terhadap masyarakat sekitarnya serta bagaimana respon masyarakat kampung Sawah terhadap da’wah yayasan Al Islam.

 

  • Tujuan dan Kegunaan Penelitian
    • Tujuan dari Penelitian

Setiap penelitian pasti ada tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti maka dalam penelitian ini peneliti mempunyai beragai macam tujuan diadakannya penelitian ini sebagai berikut.

  1. Untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat kampung Sawah terhadap da’wah yang dilakukan oleh yayasan Al Islam Bekasi.

 

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti menjadi instrumen kunci, tekhnik pengumpulan datanya bersifat gabungan tidak terpaku pada satu cara, analisis dan bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitiannya lebih menekan makna dari pada generalisasi.[7]

Mengapa pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif karena permasalahannya belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak memungkinkan data pada kondisi tersebut dijaring dengan menggunakan metode kuantitatif.[8]

Selain itu di tunjang pula oleh data-data hasil penelitian lapangan (Feald Research). Adapun teknik penulisan yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini berpedoman pada buku “Panduan Penulisan Skripsi” yang dikeluarkan oleh STID Mohammad Natsir.

Setelah data-data di lapangan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh dari lapangan adapun metode yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah metode Deskrikrif Analisis yaitu analisis yang mengukur secara cermat fenomena-fenomena sosial tertentu, dimana peneliti akan mengembangkan konsep dan menghimpun data, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.[9]

 

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

Dari hasil wawancara dengan beberapa nara sumber tentang keberadaan Yayasan Al Islam dapat diketahui dari hasil wawancara dengan ketua Rw mengatakan jelas sekali  bahwa Yayasan Al Islam memberikan banyak manfaat misalnya Yayasan Al Islam   memberikan  santunan, ada pembagian kurban.

Sedangkan hasil wawancara dengan pihak kelurahan yaitu Pak Lurah Kelurahan Jati Melati Pondok Melati Bekasi Jawa Barat mengatakan tentu keberadaan Yayasan Al Islam ada manfaatnya kalau seandainya Yayasan Al Islam tidak memberikan manfaat mungkin sudah dikomplain sama warga masyarakat.

Hasil wawancara dengan Ketua Rt 02 Rw 03 dapat diketahui Kalau masyarakat sendiri memandangnya biasa saja karna  sedikit perbedaan memang ada, tapi perbedaan itukan bukan buat acuan menurut saya perbedaan menurtut saya dan juga menurut masyarakat perbedaan itu membuat persatuan kita lebih kuat di sana begini masyarakat yang menilai manfaat sekali.

Dari hasil wawancara dengan Ustadz Jaza’ul Ihsan, imam dan  pengurus mushalla sekaligus Ustadz di kampung Rt 02 Rw 03 Kelurahan Jati Melati dapat diketahui bahwa penilaian masyarakat tentang keberadaan YayasanAl Islam,  Yayasan Al Islam Sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi mereka yang mendalami Islami termasuk termasuk bagi diri pribadi saya.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Zaenudin selaku pengurus masjid Ar Rahman tentang penilaian masyarakat Kampung Sawah  terhadap keberadaan Yayasan Al Islam mengatakan bawa penilaian masyarakat tidak kelihatan apakah masyarakat menilai positif atau tidak.

Dari hasil wawanacara dengan ketua Karang Taruna dapat diketahui tentang penilaian masyarakat Kampung Sawah terhadap keberadaan Yayasan Al Islam jelas kalau masalah da’wah saya pikir bermanfaat asalkan mengikuti aturan lingkungan, saya pikir tidak ada da’wah yang tidak bermanfaat.

Dari hasi wawancara dengan pengurus NU sekaligus DKM masjid Al Hikmah dapat diketahui bawa selama da’wah itu untuk Islam saya pikir bermanfaat cuman yang sering saya katakan sama teman-teman, daerah Kampung Sawah itu kayak gimana terkenal dengan kristenisasinya hingga akhirnya teman-teman di luar berlomba-lomba untuk da’wah supaya Kampung Sawah tidak dikenal model kristenisasinya, proses kristenisasi Kampung Sawah  sudah lama dan Islam yang ada di Kampung Sawah merupakan Islam yang bersifat persaudaraan yang kuat namun setelah perekonomian masyarakat rendah banyak di antara masyarakat yang pindah ke agama lain karna tidak ada kepedulian dari kita sehingga akhirnya orang-orang Kristen itulah yang peduli, kalau sekarang Al Islam ada mudah-mudahan Islam semakin berkembang.

Dan hasil wawancara dengan ketua NU ranting Jati Melati dan Ketua IPM, koordinator PNPM Mandiri, sekaligus imam masjid Al Hikmah dapat diketahui kalau saya selaku muslim karna namanya juga Al Islam mungkin dia juga akidahnya Islam   saya tidak tahu islalmnya bagiamana karna sekarang Islam banyak, ada Islam aliran keras, ada Islam KTP mudah-mudahan Islam, Islam yang bagus saya sangat bersyukur sebagai putra Kampung Sawah  yang namanya Islam sebagaimana di kenal oleh  publik Kampung Sawah  ini kampung kristenisasi dan saya bersyukur sebagai putra Kampung Sawah  walaupun di sini dianggap kampung Kristen orang muslim sama orang Kristen akur malah sekarang yang tidak akur itu Islam sama Islamnya tidak. Saya ama non muslim aman-aman baik-baik saja, saling menghormati, sekarangkan ada banyak majlis, majlis dzikir, majlis Rasulullah, karna apa mungkin sudah banyak orang yang tidak mau dzikir, tidak   mau maulid, tidak mau tahlil akhirnya habib mendirikannya. Dulu tidak ada seperti ini sekarang banyak timbul akhirnya Islam sama Islam saling olok-mengolok yang tidak maulid mengolok yang maulid yang maulid mengolok yang tidak maulid.

Dari hasil wawancara terhadap nara sumber dapat diketahui perkembangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam. Dari ketua Rw mengatakan bahwa masjid atau mushallla mengalami perkembangan setelah datangnya da’wah Yayasan  Al Islam   bahkan dari santri-santri Yayasan Al Islam   ada yang menambahkan pelajaran-pelajaran di mushalla berbeda dengan sebelum datangnya Yayasan Al Islam   mememang perkembangannya sudah ada tapi dengan kedatangan Yayasan Al Islam   menjadi lebih berkembang.

Dari pihak kelurahan sendiri mengatakan cukup bagus tapi pak Lurah mengatakan ketika masuk di Kelurahan Jati Melati proses pembangunan masjid atau mushalla seperti biasa saja dalam arti tidak diam namun trus berlanjut tapi hal itu kata pak Lurah tidak tahu persis apakah itu disebakan karna adanya Yayasan Al Islam atau tidak.

Dari hasil wawancara dengan Direktur Pesantren Tinggi Al Islam mengatakan dari bukti yang ada mislanya 13 tempat mahasiswa mengisi kajian atau ta’lim itu yang mahasiswanya belum yang ustadz-ustadz  bahwa keberadaan Yayasan Al Islam banyak membanatu terutama dalam masalah-masalah ibadah dan pengajian. Sedangkan dari mahasiswa Al Islam sendiri mengatkan atau beberapa masjid yang sudah mengikuti da’wah atau apa-apa yang diterapkan oleh Yayasan Al Islam.

Dari hasil wawancara dengan Ketua Rt 02 Rw 03 dapat diketahui tentang perkembanagn masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam    mengalami perkembangan yang dulunya sepi dan sekarang jama’ahnya bertambah di tambah lagi dengan kedatangan mahasiswa Al Islam ke masjid atau mushalla untuk shalat berjama’ah.

Hasil wawancara dengan Ustadz Jaza’ul Ihsan, Imam dan pengurus mushalla sekaligus Ustadz di Kampung Rt 02 Rw 03 Kelurahan Jati Melati tentang perkembangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah yayasan Al Islam ada lebih berpacu dan peningkatan baik dalam bidang agamana khususnya dalam bacaan al qur’an begitu juga dengan da’wahnya.

Hasil wawancara dengan ketua Yayasan Al Islam dapat diketahui tentang perkembangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam    cukup aktif bahkan masyarakat meminta kepada Yayasan Al Islam untuk melibatkan para santri dalam kegiatan warga masyarakat baik dalam bentuk ceramah-ceramah, khutbah jum’at, dalam bentuk kegiatan-kegiatan ramadhan, cukup banyak dan memang trus ditingkatkan.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Zaenudin selaku pengurus masjid Ar Rahman tentang perkembangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam adalah berjalan tapi perkembangannya msing-masing berlomba untuk mengembangkan masjid atau mushallanya masing-masing.

Dari hasil wawancara dengan ketua Karang Taruna Kelurahan Jati Melati Pondok Melati Bekasi dapat diketahui tentang perkembangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam perkembangannya biasa-biasa saja. Dengan bukti berdirinya mushalla persis di samping Yayasan Al Islam kalau memang da’wah Yayasan Al Islam cukup berpengaruh maka masyarakat tidak susah payah untuk mendirikan mushalla di samping Yayasan Al Islam.

Hasil wawancara dengan pengurus NU sekaligus DKM masjid Al Hikmah dapat diketahui perkembangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam masing-masing bergerak untuk mengembangkan masjid atau mushallanya masing-masing.

Dan hasil wawancara dengan ketua NU ranting Jati Melati dan Ketua IPM, koordinator PNPM Mandiri, sekaligus imam masjid Al Hikmah dapat diketahui tentang perkambangan masjid atau mushalla setelah datangnya da’wah Yayasan Al Islam    sebelum datangnya da’wah Yayasan Al Islam masjid atau mushalla sudah mengalami perkembangan.

Dari hasil wawancara penulis dengan nara sumber dapat diketahui siapa-siapa saja yang merespon positif seorang mahasiswa yang penulis wawancarai mengatakan ada beberapa orang diantaranya salah seorang yang mempunyai perusahaan daur ulang sampah, ada juga penjual makanan dan minuman sedangkan yang merespon negatif ada sebagian masyarakat  yang sebenarnya itu hanya masalah profokasi yaitu maslah maulid karna sebagian besar masyarakat  sekitar mempercayai adanya maulid Nabi terutama di belakang Al Islam kemudian masyarakat yang adai di depan samping Al Islam sebagian besar diantara mereka kalau tidak Nasrani, Islam tapi Islamnya yang pemahamannya seperti pemahaman habib memang kejadian pernah bahkan tembok-tembok Al Islam ini dicoret-coret itu menunjukkan unsur kebencian mereka terhadap Yayasan Al Islam   istilahnya tidak suka dengan Al Islam dengan cara seperti itu di dalam masalah itu tapi kita tetap berusaha untuk mendekati mereka dengan cara misalkan mengadakn kurban bersama dengan masyarakat artinya hubungan bermasyarakat dengan mereka, cuman dari informasi yang ada, memang ada sebagian masyarakat di sekitar Al Islam ini sedikit terprofokasi terutama orang-orang yang condong ke Syi’ah mereka tidak faham, mereka sedikit memprofokasi sebagian masyarakat dekat dengan Al Islam, bagaimana supaya untuk mengatasi masalah mungkin kita mengadakan baksos, kegiatan, mengadakan pembagian daging kurban mereka itu berparatisipasi tapi dalam kegiatan da’wah ke ilmuan masalah Islam jarang.

Dari hasil wawancara dengan Direktur Pesantren Tinggi Al Islam mengatakan bahwa yang merspon positif dan negatif ada dimana-mana mereka menggap bahwa ajaran dari Al Islam itu berbeda dengan apa yang mereka dapatkan dari guru-guru mereka dan perbedaan ini sebenarnya hanya perbedaan dalam masalah puruq karna ketidak tahuan itulah yang menyebabkan mereka tidak respek dengan Al Islam, sedangkan menurut Lurah Jati Melati masyarakat merespon positif keberadaan Yayasan Al Islam   dengan bukti kalu seandainya masyarakat meresponnya negatif maka tentu dari masyarakat  ada yang komplein ke kantor Kelurahan selama inikan belum ada.

Dan dari pihak ketua Rw mengatakan yang merespon positif atau yang pro kepada Al Islam  tidak bisa disebutkan karna kalau ada undangan dari Yayasan Al Islam mereka hadir kalu ada kesempatan. Sedangkan yang merespon negatif atau yang kontra dengan Yayasan Al Islam sebagian besar dari mereka adalah non Muslim ujar ketua Rw ketika diwawancarai oleh penulis disebabkan mungkin mereka merasa terganggu.

Dari hasil wawancara dengan Ketua Rt 02 Rw 03 tentang penilaian masyarakat terhadap  kegiatan da’wah Yayasan Al Islam mengatakan da’wah khususnya pendidikan kalau da’wahnya menurut saya sih dia dikhusukan untuk santri di sana tapi dilain hari khusus untuk masarakat di sini kalau da’wah sepenuhnya saya kurang mengetahuai kalau da’wah, masyarakat juga mengenai kegiatan da’wahnya bagus.

Hasil wawancara dengan  Ustadz Jaza’ul Ihsan,  Imam dan  pengurus mushalla sekaligus Ustadz di Kampung Rt 02 Rw 03 Kelurahan Jati Melati selaku ustadz yang ada di Rt 02 Rw 03 Kelurahan Jati Melati tentang penilaian masyarakat terhadap kegiatan da’wah Yayasan Al Islam adalah baik-baik saja mungkin ada pro dan kontra disebabkan karna ketidak tahuan atau tidak faham sebenarnya kalau kita faham sebenarnya tidak ada yang namanya perbedaan selama tidak melenceng dari Al Qur’an dan assunnah, tapi kalau masyarakat memang ada yang pro dan kontra, ada yang ikut dan ada juga yang tidak.

Dan hasil wawancara dengan ketua Yayasan Al Islam dapat diketahi tentang penilaian masyarakat Kampung Sawah terhadap kegiatan da’wah Yayasan Al Islam    adalah masyarakat sampai sekarang masih responsif dan tentunya yang harus dilakuan adalah upaya terus menerus dan sekaligus melibatkan mereka.

Dari hasil wawancara dengan ketua Karang Taruna mengatakan tidak bisa memberiakn penilaian terhadap kegiatan da’wah Yayasan Al Islam.

Begitu juga dengan hasil wawancara dengan pengurus NU sekaligus ketua DKM Masjid Al Hikmah mengatakan tidak bisa memberikan komentar tentang penilaian masyarakat terhadap kegiatan da’wah Yayasan Al Islam sama halnya juga dengan hasil wawancara dengan ketua NU ranting Jati Melati dan Ketua IPM, koordinator PNPM Mandiri, sekaligus imam masjid Al Hikmah mengatakan tidak bisa memberikan penilaian terhadap kegiatan da’wah Yayasan Al Islam.

 

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian penulis di lapangan tentang opini masyarakat Kampung Sawah  terhadap da’wah Yayasan Al Islam yaitu wawancara langsung dengan nara sumber dapat disimpulkan:

  1. bahwa Masyarakat Kampung Sawah Kelurahan Jati Melati Pondok Melati Bekasi Jawa Barat sebagian besar memberikan opini yang positif terhadap da’wah Yayasan Al Islam baik itu kegiatan da’wah yang dilakukan oleh Yayasan Al Islam.
  2. Bahwa sebagian besar masyarakat memberikan tanggapan yang positif terhadap keberadaan yayasan Al Islam yaitu memberikan tanggapan bahwa keberadaan Yayasan Al Islam memberikan Manfaat. begitu juga dengan keberadaan Yayasan Al Islam sebagian besar masyarakat kenal dengan keberadaan Yayasan Al Islam. walaupun demikian sebagian besar mmasyarakat Kampung Sawah Kelurahan Jati Melati Pondok Melati Bekasi Jawa Barat tidak pernah mengikuti kegiatan da’wah yang dilakukan oleh Yayasan Al Islam.
  3. Dari hasil penelitian dapat diseimpulkan sebagian besar nara sumber mengatakan dengan adanya Yayasan Al Islam masjid atau mushalla mengalami perkembangan dan ada juga dari para nara sumber mengatakan bahwa masing-masing masjid atau mushalla mengembangkan dirinya sendiri.
  4. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kegiatan-kegiatan yang di lakukan atau yang dijalankan oleh Yayasan Al Islam secara garis besar meliputi bidang pendidikan, bidang keagamaan, bidang sosial, dan bidang kemanusiaan.

 

[1] Musthafa Malaikah, Manhaj Dakwah,Yusuf Al-Qaradhawi, Jakarta: Al Kautsar, 2001,Cet, I, hal. 1

[2] Ibid., hal. 2

[3] Ahmad Hajmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an, Jakarta: PT Karya Unipress, Cet. III,1994, hal.  276-277

[4] Ibid., hal.358-359

[5] Ulil Amri Syafri, Dakwah Mencermati Peluang dan Problematikanya, Jakarta: STID Mohammad Natsir Press, Cet. I, 2007, hal. 12-13

[6] http://alislamu.com/content/view/3/ tanggal 4/4/2010

 

[7] Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. IV, hal. 9

[8] Ibid., hal. 292

[9] Masri Singrimbun, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1990, hal. 3.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*