Inilah Catatan Aksi Mahasiswa STID Mohammad Natsir dalam Reuni Akbar 212

STIDNATSIR.AC.ID – Mahasiswa STID Mohammad Natsir mengikuti acara Reuni Alumni Aksi Bela Islam 212 di Monumen Nasional Jakarta, pada Ahad (2/12).

Berangkat pukul 04.00 WIB dari Pusdiklat Dewan Da’wah menggunakan Bis, BEM STID Mohammad Natsir mengoordinir rombongan mahasiswa serta berkhidmat dengan kaum muslimin lainnya.

Setelah sampai di lokasi pukul 06.30, para mahasiswa bergabung dengan rombongan pemuda Dewan Da’wah yang telah memulai perjalanannya dari Dewan Da’wah Pusat, Kramat.

Kaum muslimin yang hadir dalam acara ini, datang dari berbagai daerah. Terlepas jumlah peserta Reuni Alumni 212 yang masih debatable –ada yang menyebut 40 ribu, 100 ribu, 3 juta, 7,5 juta, 10 juta, bahkan 13 juta– namun memang peserta yang hadir begitu tumpah ruah. Ini merupakan salah satu sejarah baru yang tak terlupakan di negeri ini.

Kaum muslimin berkumpul di Monas untuk mendengar nasehat dan penyemangat dari orasi para tokoh dan ulama. Hadir dalam momen ini, tokoh-tokoh seperti Prabowo Subiyanto, Anies Rasyid Baswedan, Ustadz Bachtiar Natsir, dan lainnya.

Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan menyampaikan dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada para peserta Reuni Alumni 212. Ia mengungkapkan, sejatinya Monas memang dirancang sebagai tempat berkumpulnya rakyat.

“Tempat ini memang dirancang untuk berkumpulnya rakyat. Pertama kali digunakan di pertengahan bulan September 1945. Ketika sebulan sebelumnya, sekelompok orang yang menjadi pemimpin-pemimpin bangsa memutuskan proklamasi kekuatan kolonial meragukannya. Dianggap ini hanyalah aspirasi sekelompok orang saja. Bulan September ratusan ribu warga dari sekeliling Jakarta berkumpul di Lapangan ini mengirimkan pesan kepada semuanya, ini adalah ikhtiar kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia,” tandasnya di depan seluruh hadirin.

Ia juga menyampaikan, Pemprov DKI menertibkan peraturan di Jakarta tidak menggunakan kekerasan, namun cukup dengan “Tanda tangan”. Ia berujar agar masyarakat tidak menganggap enteng proses politik. Karena disanalah peran besar yang menentukan arah kebijakan.

“Karena itulah saudara-saudara sekalian, jangan pernah anggap enteng proses politik. Karena di situlah tanda tangan nanti akan menentukan arah kebijakan,”.

Ia juga menghimbau kepada para hadirin, bahwa semua yang hadir memiliki tanggung jawab persatuan. Menurutnya yang unik dari Indonesia bukan hanya heterogenitas penduduknya, namun yang unik dari Indonesia ialah hadir persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia di tempat ini.

Selanjutnya, para tokoh dan ulama bergantian menyampaikan orasinya di atas podium.

Meski sudah diingatkan Panpel untuk tidak menginjak rumput dan menjaga barang bawaan, namun yang disayangkan terdapat segelintir oknum yang melakukan pelanggaran dalam aksi ini, seperti menginjak rumput terlarang dan mencopet.

Meski demikian, terdapat pula teladan-teladan dalam acara ini, seperti menjaga kebersihan lokasi, memberikan makanan dan minuman gratis, saling membantu satu sama lain, dan lainnya.

Acara ini berakhir sebelum menjelang waktu zhuhur, dan massa meninggalkan tempat acara dengan tertib dan teratur. []

Reporter: Zahroni & Marwan

Editor: Saeful R

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*