Tertarik Program Kaderisasi Da’i, Yayasan Da’wah Islam Malaysia Kunjungi STID Mohammad Natsir

STIDNATSIR.AC.ID – Senin (3/12),  STID Mohammad Natsir menerima kunjungan dari Yayasan Dakwah Islam Malaysia (YADIM). Rombongan berjumlah empat orang, Mohd Khairul Fuad Bin Samsuddin (Pengurus Besar Sektor Operasi), Zamani Bin Mohd Karulani (Pengarah Bahagian Pengurusan dan Pembangunan NGO), Shahrizal Bin Mat (Pengarah Bahagian Khidmat Komuniti dan Masyarakat), dan Nik Mohd Adham Bin Che Zainuddin (Eksekutif Kanan Bahagian Pengurusan Dan Pembangunan NGO). Sebelumnya rombongan YADIM terlebih dahulu berkunjung ke Dewan Da’wah Pusat.

Tujuan YADIM berkunjung ke STID M Natsir adalah untuk memahami proses kaderisasi da’i yang dijalankan di kampus da’wah ini. Mereka tertarik memahami hal ini karena mereka sendiri memiliki program kaderisasi da’i di Malaysia, melalui program kursus singkat. Hanya saja, mereka masih menghadapi beberapa kendala, diantaranya adalah setelah selesai mengikuti kursus tersebut, mereka sulit mengikat para peserta untuk tetap berada di dalam koordinasi mereka.

Dalam kunjungan ini, YADIM diterima oleh Ketua STID M Natsir, Dwi Budiman dan kemudian diajak berkeliling ke beberapa fasilitas yang ada di Kampus. Ke Kantor Prodi KPI dan Prodi PMI, ke Ruang Administrasi, ke Laboratorium Bahasa dan terakhir ke Laboratorium Multimedia.

YADIM saat melihat-lihat Lab. Bahasa STID Mohammad Natsir

Sambil berkeliling, Ketua STID M Natsir menjelaskan tentang tahapan proses kaderisasi yang diterapkan di STID M Natsir. Ia menjelaskan, proses kaderisasi di STID M Natsir dibagi ke dalam tiga tahap pengkaderan. Tahap pertama adalah tahap dua tahun pertama, dimana ditahap ini mahasiswa wajib tinggal di asrama. Selama di asrama mereka dikader agar memiliki pemahaman yang benar tentang dasar-dasar agama Islam, karakter da’i ilallah dan dasar-dasar ilmu da’wah. Selain itu mereka juga dibekali ilmu bahasa Arab dan keterampilan-keterampilan praktis.

Tahap dua tahun ke dua, mahasiswa dimagangkan di masjid-masjid sekitar kampus. Mereka diarahkan agar dapat ikut memakmurkan masjid tempat ia magang. Juga agar mahasiswa belajar menyelami masalah da’wah dan mencoba menyelesaikannya dengan menjadikan masjid sebagai pusat gerakan da’wah. Di tahap ini, mahasiswa juga diwajibkan mengikuti program Kafilah Da’wah, yaitu program berda’wah ke pedalaman secara berkelompok selama 2 bulan.

Tahap dua tahun ketiga adalah tahap pengabdian da’wah. Di tahap ini mahasiswa ditugaskan berda’wah ke daerah pedalaman, perbatasan atau daerah minoritas muslim selama dua tahun.

Berkunjung ke Lab. Multimedia STID Mohammad Natsir

Di sela-sela kunjungan ini, YADIM juga sempat berdialog dengan Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah, Dr. Mohammad Noer dan Ketua Bidang Da’wah, Dr. Imam Zamroji yang sedang berada di kampus STID M Natsir. Dalam dialog tersebut, Dr. Imam Zamroji menjelaskan tentang tujuan didirikannya STID M Natsir oleh Dewan Da’wah.

“Dewan Da’wah mendirikan kampus ini dengan satu tujuan, menghasilkan da’i ilallah, karena pidato terakhir Pak Natsir berjudul Da’wah Ilallah”, jelas Dr. Imam. Sehingga lanjutnya, apapun jurusan yang nanti diambil oleh mahasiswa STID M Natsir, apakah KPI atau PMI, keduanya harus terlebih dahulu menjadi Da’i Ilallah.

“Bahkan andaipun nanti ia menjadi politisi, pebisnis atau apapun, tetap ia adalah seorang da’i ilallah”, tegasnya.

Penyerahan cinderamata

Setelah berkeliling Kampus dan berdialog, YADIM tertarik untuk melakukan kerjasama kaderisasi da’i. Mereka tertarik dengan program kaderisasi da’i di STID M Natsir, terutama terkait dengan tahapan pengkaderan, nilai-nilai da’wah dan program penugasan ke daerah pedalaman. Mereka juga berharap agar Dewan Da’wah dan STID Mohammad Natsir dapat melakukan kunjungan balasan ke kantor YADIM di Putra Jaya,

“Kami tunggu kedatangan bapak-bapak di office kami,” ujar Ketua rombongan. []

Reporter: Dwi Budiman

Editor: Saeful R

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*