Untuk Penimba Ilmu: Jadikan Dirimu Gelas Kosong

Terkhusus para penuntut ilmu, terlebih para du’at. Bahkan mungkin lulusan pesantren yang kerap kali menikmati sajian ilmu yang diberikan para asatidz, harus lebih berhati-hati dengan penyakit tinggi hati.

Ketika seseorang merasa tinggi hati, ilmu akan sulit didapatkan, diresapi, terlebih diamalkan. Alhasil, orang tersebut menjadi terlihat bodoh di mata orang karena ilmu yang diberikan padanya hanya terdengar lalu terlupakan.

Penuntut ilmu yang baik adalah dia yang berhasil menempatkan dirinya sebagai sebuah gelas kosong. Dimana ilmu bagaikan air yang dituangkan ke dalam dirinya. Dia tidak menolak kucuran ilmu yang diberikan padanya, melainkan ia menampung ilmu dengan sempurna.

Sahabat Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu menerapkan gelas kosong dalam dirinya ketika ia menuntut ilmu. Saat Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam wafat, ia yang sebenarnya menjadi tempat bertanya kaum anshar di kala para sahabat masih hidup, sebaliknya mengajak kaum anshar menimba ilmu. Ia mendatangi setiap orang yang ia duga telah mendengar sesuatu dari Rasulullah. Kemudian ia menelitinya sampai akhirnya ia berhasil memperoleh sejumlah besar hadits-hadits dari kaum Anshar.

Pastikan hati dan pikiran bersih saat menuntut ilmu. Sehingga ilmu yang diberikan dapat diterima dan diamalkan dengan baik. Dalam majelis ilmu, jadikan diri menjadi gelas kosong yang siap menampung ilmu dengan baik. Niscaya, ilmu yang didapatkan akan bertambah dan bermanfaat bagi semua orang ketika diamalkan.

(Nuha Bilqisti)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*