Catatan Tausiyah Ustadz Abdul Wahid Alwi dalam Kuliah Subuh di Masjid Wadhah Al-Bahr

STIDNATSIR.AC.ID – Masih merebaknya praktik-praktik kesyirikan dan perilaku maksiat, menunjukkan umat sangat membutuhkan hidayah untuk merubah pola pikir dan pola hidup mereka. Hidayah adalah sesuatu yang agung yang diberikan oleh yang Maha Agung. Betapa setiap manusia sangat butuh pada hidayah apabila ingin selamat. Maka tugas da’i seharusnya dapat membantu umat agar lebih mudah menjemput hidayah.

“Hidayah adalah sesuatu yang agung yang diberikan oleh yang Maha Agung,” singkap Ustadz Abdul Wahid Alwi saat menyampaikan kuliah shubuh di Masjid Wadhah Al Bahr, Selasa (25/12).

Allah telah mengisyaratkan tentang hidayah sejak berabad-abad yang lalu ketika berdialog dengan Iblis, Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa. Maka ada jenis hidayah yang diberikan Allah tanpa manusia pinta, dan ada pula hidayah yang harus senantiasa manusia pinta.

Jenis hidayah yang Allah anugerahkan tanpa makhluk pinta ialah Huda Kauniyah Al Kholqiyah. Yaitu petunjuk yang Allah berikan pada makhluk sejak ia lahir. Seperti halnya lebah, siberikan petunjuk oleh Allah untuk membuat rumah, menghisap bunga, terbang ke segala penjuru, kemudian keluar dari lebah tersebut madu yang beragam warna dan rasanya. Semua nikmat tersebut tentu saja bemuara dari Allah untuk makhluknya.

Hidayah yang lebih esensial ialah Huda Syar’iyah Ad Diniyah, yaitu hidayah syariat Islam. Hidayah ini adalah sesuatu yang lebih bermanfaat dari segala kenikmatan dunia manapun, serta dijadikan sebagai jalan hidup dan matinya seorang muslim. “Syariat sebagai The Way of Life dan The Way of Death. Sesuatu yang sangat luar biasa dibanding Huda Kauniyah Al Kholqiyah,” Imbuh Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia tersebut.

Menurutnya, mempelajari tentang dua jenis hidayah ini sangatlah krusial untuk meraih keduanya sekaligus. Lebih lanjut, ia memberikan tips dengan memberikan contoh. Yaitu seperti meminum madu sebagai ikhtiar memperoleh kesehatan, kemudian kesehatan tersebut dimanfaatkan untuk sholat berjama’ah di Masjid.

Soal hidayah, sudah seyogianya menjadi perhatian khusus bagi para da’i dalam memosisikan dirinya sebagai perantara umat menjemput hidayah. Mengingat sejauh ini pemerintah lebih fokus pada pembangunan infrastruktur bukan pada pembangunan karakter dan akhlaq manusianya. []

Reporter: Faris Rasyid

Editor: Saeful R

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*