Jadi Pembicara Kuliah Iftitah Mahasiswa, Pakar Penyiaran Hussen Gani Soroti Anatomi Da’wah dan Anak Milenial Saat Ini

STIDNATSIR.AC.ID – Mengawali masa perkuliahan semester genap, Kampus STID Mohammad Natsir menyelenggarakan Kuliah Iftitah bagi mahasiswa di Auditorium lt. 4 Kampus Putra STID Mohammad Natsir, Senin (28/1). Hadir sebagai pembicara, Pakar Penyiaran, Hussen Gani Maricar.

Dalam sambutannya, Waket I Bidang Akademik, Dr. Ujang Habibi, M.Pd.I mengenalkan bahwa narasumber merupakan dosennya dahulu di STID M Natsir. Ia berharap, pemaparan narasumber dapat menjadi referensi untuk Tim Penyusun Revisi Kurikulum Prodi KPI.

Hussen Gani bercerita, dahulu ketika menjadi dosen di kampus da’wah ini, ia kerap “mengganggu” kefitrahan pikiran para mahasiswanya. Hal demikian dilakukannya agar mahasiswa dapat mengeksplor daya kreatifitasnya.

Waket I Bidang Akademik, Dr. Ujang Habibi, M.Pd.I saat menyampaikan sambutannya

“Pikiran itu substansinya lurus, namun apabila ‘diganggu’ bisa menjadi reaktif. Apabila tidak diganggu, tidak akan keluar kekreatifannya,” ujar mantan jurnalis salah satu stasiun televisi swasta itu.

Ia juga menyampaikan, para juru da’wah harus menyeragamkan gerak anatomi da’wahnya. Karena, apabila gerakan anatomi da’wah mereka tidak padu, maka hasil da’wah juga tidak akan sama.

Baca juga: Sampaikan Pembekalan Pra Liburan, Ketua STID M Natsir: Amanah Ini Melekat Sampai Akhir Hayat

Lantas ia mengajak mahasiswa untuk menapaktilasi gerakan anatomi da’wah 1400 tahun silam. Betapa Tauhid menjadi ‘full power’ para sahabat, serta dijadikan gerak anatomi da’wah yang baku oleh para juru da’wah saat itu. Namun yang masih menjadi tanda tanya besar, apakah para juru da’wah saat ini telah menggunakan ‘full power’  tersebut?

Hussen Gani saat menyampaikan materinya

“Apakah Tauhid sudah menjadi kekuatan kita untuk membangkitkan agama ini?,” tanyanya.

Melihat iklim penyiaran media massa saat ini, kata Hussen Gani, miris mendapati banyak konten-konten lelucon yang dijadikan alternatif untuk menarik perhatian masyarakat. Terlebih konten-konten semacam itu sangat digemari oleh khalayak milenial sekarang.

Mahasiswa mengajukan pertanyaan

Baginya, da’i perlu menginventarisir dan menyortir tantangan da’wah. Apabila kaum milenial -usia 18-40 tahun- menjadi tantangan da’wah saat ini, maka harus power full menda’wahinya.

Tonton Videonya: Kuliah Iftitah STID Mohammad Natsir -Mewujudkan Mahasiswa Kader Da’i yang Terdepan dalam Penyiaran Berbasis Islam- Hussen Gani 

Ia juga menceritakan banyak pengalamannya berinteraksi dengan anak-anak milenial. Tak bisa dipungkiri, cukup banyak anak milenial sekarang yang agnostik. Bagi mereka apapun yang bermanfaat menurutnya, akan dinilai baik.

Pemberian cinderamata

Hidup mereka serba simple, penuh dengan fantasi keduniaan. Dunia seakan berada di ujung jarinya, ingin memesan apapun hanya tinggal memanfaatkan smartphonenya.

Dalam acara yang dihadiri oleh mahasiswa semester II hingga VIII ini, Pembicara menyampaikan paparannya dengan gaya khasnya, yaitu lebih banyak menyodorkan pertanyaan ketimbang pernyataan, diselingi humor sehat yang cerdas. []

Reporter: Faris Rasyid

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*