Kunjungi STID M Natsir, Direktur Daarul Lughah Al ‘Arabiyyah Aceh Sampaikan 5 Unsur Penting Penerapan Bahasa Arab di Pesantren

STIDNATSIR.AC.ID – Direktur Daarul Lughah Al ‘Arabiyyah Aceh, Ustadz Yasir, MA mengunjungi Kampus STID Mohammad Natsir dalam rangka diskusi dan berbagi pengalaman terkait penerapan bahasa Arab di lingkungan Pesantren, Selasa (5/3).

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh dosen dan para pengelola kampus tersebut, Ustadz Yasir menilai bahwa penerapan bahasa Arab di sebagian besar pesantren masih menjadi problematika. Ia juga beberapa kali mengunjungi pesantren-pesantren baik di Aceh maupun di luar kota Serambi Makkah tersebut, tingkat pemahaman dan penerapan bahasa Arab pun sangat minim.

Ironisnya, kata Ustadz Yasir, mayoritas peserta belajar di Darul Lughah Al ‘Arabiyyah adalah alumni pondok pesantren, mahasiswa jurusan sastra Arab Universitas Negeri ternama di Aceh, Master dari jurusan Bahasa Arab, hingga Doktor jurusan sastra Arab.

“Bahkan Doktor jurusan sastra Arab belajar bahasa Arab dari awal di tempat kami,” ungkapnya.

Lantas beliau menyampaikan 5 faktor yang harus ada dalam penerapan bahasa Arab. Pertama adalah Gurunya, selain menguasai dan fasih berbahasa Arab, seorang guru juga harus disiplin berbahasa Arab dan bisa mengajarkannya.

“Salah satu problem dalam pengajaran bahasa Arab adalah guru yang biasa menggunakan bahasa ‘amiyah (Arab daerah), seperti kholash, aywah, dan sebagainya. Hal ini meskipun boleh boleh saja secara kebiasaan, namun berdampak kurang baik pada penerapan kaidah bahasa Arab fushah kepada siswa,”. terang Alumni STID M Natsir tersebut.

Kedua ialah Bukunya, penggunaan buku yang tepat merupakan modal belajar efektif, “Daarul Lughah menggunakan (Kitab) Baina Yadaik 3 jilid,”. Faktor ketiga adalah Metode Pengajaran. Peserta yang belajar di Daarul Lughoh Al ‘Arabiyyah mulai belajar dari jam 8 pagi hingga 10 malam tiap harinya selama 3 bulan. Sehingga intensitasnya tinggi, dan peserta dilarang mempelajari ilmu lain selain bahasa Arab selama waktu tersebut.

Baca juga: Jelang UAS, Bidang Bahasa Gelar Try Out di Acara Lailatul ‘Arobiyyah

Keempat adalah Lingkungannya. Lingkungan kerap menjadi faktor yang sukar dibangun oleh kebanyakan pesantren maupun lembaga pendidikan Islam. Daarul Lughah Al ‘Arabiyyah mengarantina pesertanya selama 3 bulan di suatu komplek, mereka dilarang berbahasa selain Arab, dilarang berinteraksi dengan orang luar, begitu pula orang luar dilarang berinteraksi dengan peserta, dan mereka pun dilarang menghadiri acara keluarga kecuali sangat urgen.

Terakhir adalah santrinya. Lembaga harus bertindak tegas tegas terhadap santri/peserta yang sulit diatur (nakal) atau tidak memiliki keinginan, seperti dikeluarkan (drop out). Agar tidak mencemari semangat peserta lainnya. Meski demikian, proses tersebut dilakukan secara bertahap. Lembaga fokus menangani beberapa siswa yang sudah cukup mahir dulu, baru kemudian yang lainnya. []

Reporter: Faris Rasyid

Editor: Saeful R

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*