3 Kaidah Menulis Makalah Ilmiah

Oleh: Saeful R

Menulis makalah merupakan pekerjaan sehari-hari bagi mahasiswa. Namun produk makalah yang dihasilkan saat ini belum menggembirakan. Mereka menulis masih tanpa mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Seperti fenomena copy paste, salah ejaan, minim analisis, kekurangan data, tidak mencantumkan sumber, tidak menampilkan daftar pustaka, dan seterusnya.

Maka, dalam pembahasan ini, penting kiranya penulis mengoreksi model penulisan makalah ilmiah selama ini. Penulis juga telah menyusun 3 (tiga) kaidah agar penulisan makalah ilmiah bisa lebih berbobot dan berkualitas.

Kaidah Pertama; Menulis dengan Jujur
Memasuki era milenial, kita bisa merasakan dampak buruk internet. Terutama bagi produktifitas menulis mahasiswa. Dalam menulis makalah, mereka merasa tidak perlu lagi merujuk ke perpustakaan. Cukup duduk di kamar, buka internet. Semua materi di internet dicopy paste. Lalu diklaim menjadi karya pribadinya.

Fenomena demikian dalam dunia akademis dikenal plagiarisme. Mengklaim karya tulisan orang lain sebagai karya sendiri. Mengcopy paste ide, gagasan, teori, dan data orang lain, sebagian atau seluruhnya, tanpa menyebut sumber, lalu dianggap sebagai karya sendiri. Kejujuran telah hilang.

Coba pikirkan, jika Anda memiliki sebuah mobil. Mobil itu diambil orang lain, lalu diklaim sebagai mobilnya sendiri. Apa respon Anda? Pasti marah. Kita sebut itu sebagai tindak kejahatan. Nah, demikianlah perumpamaan bagi pelaku plagiarisme.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 menyebutkan tentang plagiarisme:

“Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”

Kaidah Kedua: Harus Memuat Analisis
Berdasar pengalaman penulis mengajar, sejatinya mahasiswa belum masuk kategori menulis makalah. Yang dilakukan mahasiswa masih sebatas memindahkan gagasan orang lain ke dalam makalahnya. Makalah hanya berisi kutipan paragraf demi paragraf yang diambil dari sumber lain.

Tidak adanya analisis dalam makalah menyebabkan bahasa tulisan menjadi kaku dan tidak mengalir. Sebab tidak ada ‘jembatan’ yang menyambung antara satu sumber dengan sumber yang lain. Masing-masing sumber masih berdiri sendiri. Tidak ada alur yang menjadikan makalah tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.

Selain itu, jika tidak ada analisis, sejatinya penulis tidak berhak mengklaim suatu makalah itu sebagai karyanya. Sebab dia hanya memindahkan gagasan orang ke dalam makalahnya. Tidak ada gagasan baru yang penulis sampaikan di dalamnya.

Kaidah Ketiga; Mencantumkan Sumber
Ketidakjujuran terjadi ketika Anda mengutip gagasan orang lain, namun tidak mencantumkan sumbernya. Padahal setiap ide, gagasan, teori, dan data dari orang lain adalah bukan hak kita. Kita harus cantumkan sumber pengambilannya dari mana jika mengambil kutipan dari orang lain.

Hal demikian merupakan sebuah apresiasi atas penemuan yang orang lain lakukan. Sama sekali bukan penemuan kita. Pencantuman sumber bisa dalam bentuk bodynote dan footnote.

3 (tiga) kaidah ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki. Jika kita gagal dalam menerapkan 3 (tiga) kaidah ini, maka bisa dikatakan karya tulis kita gagal. Semoga menjadi renungan bersama. []

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*