Tertarik Mengenal Paradigma Membangun Keluarga Da’wah, Mahasiswa Ikuti Dauroh Pra Nikah

STIDNATSIR.AC.ID – “Kita tidak hanya mendidik anak, istri dan keluarga. Tapi mendidik masyarakat dan peradaban.” tandas Staf Ahli Bidang Pembinaan Keluarga, Dewan Da’wah Pusat, Ustadz Dr. Budi Handrianto, M.Pd.I saat memberikan Dauroh Pra Nikah kepada para mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir.

Bidang Pembinaan Keluarga Dewan Da’wah bekerja sama dengan Dewan Mahasiswa STID Mohammad Natsir kembali menyelenggarakan Dauroh Pra Nikah bagi mahasiswa dan mahasiswi secara daring dan luring. Menghadirkan Staf Ahli Bidang Pembinaan Keluarga, Dewan Da’wah Pusat, Ustadz Dr. Budi Handrianto, M.Pd.I., seminar ini dilaksanakan secara luring di Kampus Putra STID Mohammad Natsir pada Rabu, (17/3/21) lalu.

Ketua Bidang Pembinaan Keluarga Dewan Da’wah , ustadz Ihsan Kamil, M.E.I menyampaikan bahwa dauroh ini merupakan sesi kedua dari 4 seri rampai Dauroh Pra Nikah. Seminar ini menjadi modal penting bagi da’i sebelum mengarungi bahtera rumah tangga. Kendati demikian, ia mengatakan seminar ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang belum menikah, namun juga sangat relevan dan krusial bagi yang telah membangun rumah tangganya namun terkadang lupa dengan visi keluarga da’i

Ketua Bidang Pembinaan Keluarga Dewan Da’wah , ustadz Ihsan Kamil, M.E.I saat menyampaikan sambutannya

Kemudian, Ketua STID M Natsir, Ustadz Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I mengatakan bahwa pernikahan ialah salah satu ibadah yang agung, bahkan Allah menyebutnya dengan ‘mitsaqon ghalizha‘. Dr. Dwi mengingatkan kader da’i atau da’iyah, bahwa penting memiliki paradigma keluarga da’wah dalam rumah tangga untuk saling menguatkan da’wah pasangannya. Sebagai da’i, kewajiban utamanya adalah mendidik keluarga sebelum mendidik warga, “Jangan sampai kita menyampaikan materi keluarga sakinah, tapi keluarga kita sendiri belum sakinah,” tandasnya.

Dr. Dwi juga mengungkapkan bahwa Dr. Budi yang merupakan teman sejawatnya saat menempuh studi Pascasarjana di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, sudah dikenal sebagai pakar dan praktisi pendidikan rumah tangga dan kerap dimintai nasihat terkait problematika rumah tangga oleh kawan-kawannya.

Ketua STID M Natsir, Ustadz Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I saat menyampaikan sambutannya

Selanjutnya, Dr. Budi Handrianto memulai materinya dengan menegaskan urgennya pendidikan keluarga. Menurutnya mendidik keluarga tak sebatas mendidik anak dan istri, “Kita tidak hanya mendidik anak, istri dan keluarga. Tapi mendidik masyarakat dan peradaban. Inilah yang nanti akan membawa seseorang, maju atau mundur.” tutur Dosen Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor tersebut.

Ia juga ingin meluruskan miskonsepsi yang sarat ditemukan di tengah masyarakat, bahwa mendidik keluarga dimulai setelah menikah. Padahal sejatinya, mendidik keluarga sakinah dimulai sebelum menikah. Maka jika sudah berniat kuat akan menikah, mempelajari ilmu-ilmu terkait pernikahan dan keluarga menjadi kewajiban bagi da’i, lalu memperbaiki diri di atas rel syar’i dan menerima nasihat dari para praktisi. Dengan demikian, ia telah berikhtiar untuk membangun peradaban yang sesuai tuntunan Nabi.

Staf Ahli Bidang Pembinaan Keluarga, Dewan Da’wah Pusat, Ustadz Dr. Budi Handrianto, M.Pd.I saat memberikan materi mengenai dalam keluarga

Dr. Budi lantas mengutip perkataan Carrol Huagye dalam bukunya “Hope & Tragedy” bahwa semua Peradaban Islam sejak ribuan tahun lalu, telah dapat dilampau oleh generasi saat ini. Namun hanya satu yang belum terlampau, yaitu mendidik orang menjadi pribadi yang baik, seperti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam mendidik para sahabatnya.

Ia juga mengingatkan agar kelak ketika menikah, tidak menjadi ‘pimpinan’ yang hanya secara struktural dan abai terhadap kewajibannya, namun jadilah ‘pemimpin’ yang benar-benar memiliki fungsi mendidik dan menahkodai bahtera keluarganya. Oleh sebab itu, beliau memberikan 5 modal yang harus senantiasa ditingkatkan oleh keluarga da’i, yakni Ilmu, ikhlas, akhlak baik, sabar dan do’a.

Acara Dauroh ini berjalan dengan lancar, para mahasiswa dan mahasiswi juga antusias mengikuti seminar ini. Di akhir sesi, peserta seminar juga diberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya seputar materi yang disampaikan. [FR]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*