EKSPEDISI DA’WAH BALI (Program Kafilah Da’wah 1443 H)

A. Dari Malang ke Bali

Selasa, 26/4/22 bertepatan dengan 24 Ramadhan 1443 pukul 15.15 Saya meluncur dari rumah orangtua (mertua) di Desa Ngadireso Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang menuju ke terminal bus Arjosari Malang.

Dengan menumpang bus Purnayasa jurusan Denpasar, tepat waktu pukul 17.00 mulai melaju dari terminal. Perjalanan yang cukup panjang selama 12 jam melewati kota Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi serta menyeberang laut dari pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk dengan kapal ferry akhirnya berakhir di kota Denpasar tepat pada waktu shubuh Pukul 05.02 WITA.

Dari Pool bus Purnayasa, saya dijemput oleh ustadz Yusuf dan langsung menuju masjid Muhammad di Jalan Imam Bonjol selesai shubuh kami berempat berbincang tentang rencana agenda saya di Bali dan bincang ringan tentang kondisi da’wah secara umum di Bali bersama dengan ustadz Hasan Basri (Ketua Dewan Da’wah Bali) bersama ustadz Agus Salim dan ustadz Yusuf.

Siang hari saya menengok kampus Akademi Da’wah Indonesia yang sekaligus di tempat yang sama ada kantor Dewan Da’wah Bali dan kantor Laznas di sebuah rumah yang cukup besar tapi terkesan sangat sederhana di jalan protokol inilah pengkaderan da’i selama ini dilakukan.

Sore harinya, di kediaman ustadz Hasan Basri, para pengurus Dewan Da’wah dan para pengurus ADI serta Laznas (tidak kurang dari 15 orang) dan dihadiri langsung oleh tuan rumah sekaligus Ketua Dewan Da’wah dan juga Ketua Majelis Syura Dr. Fauzi Basulthana. Saya diberikan kesempatan untuk berbicara dan sharing tentang perkembangan dan update informasi Dewan Da’wah Pusat. Secara khusus saya bicara tentang Bidang Pendidikan dan secara umum tentang program dan target-target nasional Dewan Da’wah harian dan ke depannya.

Alhamdulillah para pengurus yang hadir mereka cukup antusias untuk sharing dan diskusi tentang hal-hal yang saya sampaikan termasuk mereka juga melaporkan sekaligus meminta saran/arahan tentang perkembangan ADI Bali pada khususnya dan tentang program-program serta langkah-langkah Dewan Da’wah Bali pada umumnya.

Hal yang paling krusial dari yang mereka sampaikan adalah bahwa sampai saat ini Dewan Da’wah belum memiliki tempat milik sendiri baik berupa tanah maupun bangunan. Tempat dan bangunan yang saat ini dipakai untuk kantor Dewan Da’wah, kantor Laznas dan kampus ADI secara bersama adalah hanya pinjaman dari salah seorang donatur dan akan segera berakhir pada tahun 2023 nanti, sehingga cukup mendesak bagi Dewan Da’wah untuk memiliki alternatif lain, sedangkan di waktu yang sama, dana untuk menyewa juga masih sangat terbatas. Semoga kelak, Dewan Da’wah dapat memiliki markas terpadu di atas tanah wakaf Dewan Da’wah, aamiin. Acara ini diakhiri dengan ifthar jama’i dengan menu yang sangat istimewa: ta’jil lengkap dan menu makan berupa ikan bakar, pindang kakap dan cumi pedas yang disajikan oleh ustadz Hasan dan keluarga, Barokallahu fi rizqihim.

B. Dari Denpasar Ke Buleleng

Kamis, 28/4/22 (26/Ramadhan/1443) Pukul 08.00 WITA saya dan rombongan dari Dewan Da’wah Bali yang terdiri dari ustadz Yusuf (Laznas), ustadz Su’aidi (Direktur ADI), ustadz Heri Rosli (musyrif ADI) dan Mr. Christhoper Wilkin (Dosen ADI) bergerak menuju Dusun Batu Gambir, Desa Jula, Kecamatan Tejakule, Kabupaten Buleleng.

Perjalanan dari Denpasar ke Buleleng ditempuh selama 3 jam melintasi dua kabupaten yakni Gianyar dan Bangli. sepanjang jalan kami disuguhi dengan pemandangan indah pegunungan Gunung Batur Kintamani dan kota-kota wisata yang lengkap dengan ornamen-ornamen khas bali di depan rumah-rumah penduduk. Juga melewati kawasan yang cukup viral di dunia pariwisata yakni di Rest Teras Ubud Kabupaten Bangli. Selain pemandangan alam yang sangat indah bukti kebesaran Allah di beberapa titik perjalanan, juga tampak penduduk Bali sedang mengadakan acara adat, sepertinya adat ‘ngaben’, tapi saya tidak tahu persisnya.

Setelah 3 jam penuh, alhamdulillah pada pukul 11.00 kami tiba di tempat tujuan utama yakni di Dusun Batu Gambir. Kami turun dari kendaraan Toyota Fortuner milik Mr. Christopher (mualaf yang sekaligus donatur dan dosen ADI) langsung disambut oleh tuan rumah yakni Bapak Solehul Hadi dan istri serta semua peserta kafilah da’wah dan beberapa warga yang sedang masak bersama untuk ifthar bersama sore hari nya nanti.

Dusun ini, merupakan titik pusat kegiatan mahasiswa kafilah da’wah dari total 4 titik yang ada di Bali (Masjid Istiqomah Batu Gambir, Mushola Darul Janah di Bekul, Mushola Nurul Iman Bumbung Linggah, Mushola At-Taqwa Upit, Darul Ilmi Pusah, Nurul Ilahi Madenan di Dusun Yehbau Desa Tembok). Sore hari setelah ashar diadakan acara puncak kegiatan kafda berupa tabligh akbar yang diisi oleh dosen pembimbing Ujang Habibi dan sekaligus pembagian sembako dari Laznas Dewan Da’wah Bali.

Mahasiswa dan masyarakat nampak antusias bersama-sama menyemarakkan Ramadhan dengan berbagai kegiatan.

Salah satu tokoh masyarakat bapak Muhamad Yatim (Ketua DKM Istiqomah) mengungkapkan: “kami sangat terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa dari Jakarta, semoga program ini setiap tahun ada dan bahkan bisa ada da’i permanen di sini”

Jumlah penduduk dan jamaah aktif serta jumlah tempat ibadah dan sekolah serta mata pencaharian masyarakat di 4 titik terinci sebagai berikut:
1. 1 masjid
2. 5 mushola
3. SDN 3 Julah
4. 230 kk muslim dan 600-an kk hindu

Malam acara dilanjutkan dengan shalat taraweh dan kultum yang saya pimpin.

Hari ke-2 (Jum’at, 29/4/22) rombongan menyempatkan singgah di Masjid Al-Ihsan Dusun Yehbua Desa Tembok untuk mengisi kuliah subuh untuk kemudian setelah itu melanjutkan perjalanan kembali ke Denpasar. Sebelum berangkat ke Denpasar alhamdulillah sempat menyapa mahasiswa dan alumni (mampir ke rumah orangtua sdr. Baharusin, mahasiswa semester 4 STID Mohammad Nastir yang merupakan adik kandung dari ustadz Miftahul Ilmi, alumni 4 STID Mohammad Natsir Alhamdulillah

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*