Dr. Imam Zamroji, M.A : Civitas Akademika STID Mohammad Natsir harus Terjun ke Masyarakat

STIDNATSIR.AC.ID – STID Mohammad Natsir kembali mengadakan kajian rutin civitas akademika kampus. Kajian pekanan ini diikuti oleh segenap Staff dan Dosen STID Mohammad Natsir, bertempat di Ruang Senat Akademik Kampus B STID Mohammad Natsir Bekasi, Kamis (20/09) siang.

Bertindak sebagai pemateri, Ketua Bidang Pendidikan Yayasan Dewan Da’wah, Dr. Imam Zamroji, M.A menyampaikan beberapa pesan penting. Ia menyampaikan bahwa dalam mendidik mad’u khususnya mahasiswa, penting kiranya mengawali proses belajar mengajar dengan memahamkan konsep. Setelah itu, baru lah mahasiswa diajak untuk menghayati dengan baik pokok pembahasannya.

Adapun segala yang berkaitan dengan unsur kognitif seperti menghafal, maka ini bisa diakhirkan setelah mahasiswa benar-benar memahami dan menghayati materi yang disampaikan. Metode ini selaras dengan metode Nabi Muhammad Shollallâhu ‘alaihi wa sallam ketika memberikan pengajaran kepada para sahabatnya, yang tertuang dalam ayat kedua surat Al-Jumu’ah.

Ia melanjutkan, sebagai civitas akademika kampus dakwah, seyogyanya turut “menceburkan diri” ke tengah masyarakat, majlis-majlis ta’lim, dan daerah pedalaman. Agar kelak ada kisah inspiratif dan nilai yang dapat ditularkan kepada mahasiswa.

“Apalah arti Kampus Da’wah, apabila Dosen-dosennya, Staff-staffnya, dan elemen yang di dalamnya tidak terjun ke masyarakat. Bagaimana ingin cerita dakwah pedalaman, kalau belum berdakwah ke pedalaman.” Ujar Doktor lulusan Universitas Ibnu Khaldun Bogor tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Imam Zamroji, M.A juga menghimbau agar senantiasa memulai tahapan dakwah dari keluarga, hingga kemudian berdakwah kepada lingkup yang lebih luas lagi.

Di akhir penyampaiannya, ia mengajak para hadirin untuk menghayati firman Allah Subhânahu wa Ta’âla dalam Surat Al-Hijr ayat 97-98. Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk bertasbih dan bersujud ketika ditimpa kesulitan. Sementara dalam Firman Allah yang lain, pada surat An-Nashr, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk bertasbih dan beristigfar. Padahal konteks ayat tersebut adalah tentang peristiwa Fathul Makkah yang identik dengan suasana kebahagiaan.

“Hal ini menandakan bahwa ketika seorang Da’i ditimpa suatu masalah atau musibah, maka hendaknya ia segera bertasbih dan sholat (untuk meminta pertolongan). Sementara ketika seorang Da’i tersebut diberikan suatu nikmat, maka hendaknya ia segera beristighfar (untuk bersyukur).” Simpulnya.

Dengan diadakannya kajian rutin pekanan civitas akademika STID Mohammad Natsir ini, diharapkan dapat meningkatkan mutu serta mengevaluasi kinerja tenaga pengajar dan elemen kampus. []

Editor: Faris Rasyid

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*