Berikan Nasehat Penghujung Semester, Ustadz Dwi Budiman Sampaikan Sikap Da’i dalam Menghadapi Kondisi Bangsa Saat ini

STIDNATSIR.AC.ID – “Da’i yang dapat menyelamatkan umat adalah da’i yang berlimu. Karena pada dasarnya, baik tidaknya kaum Muslimin bergantung pada ulamanya,” terang Ustadz Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I saat menyampaikan nasehat pembekalan menjelang liburan, Ahad (13/1).

Dengan berakhirnya UAS Ganjil pekan lalu (11/1), mahasiswa dan mahasiswi kini tengah memasuki masa jeda perkuliahan semester ganjil. Berakhirnya UAS bukan berarti berakhirnya proses belajar. Tradisi menimba ilmu Ilmu harus tetap dilakukan dimanapun dan kapanpun. Sebagai da’i yang dikader untuk umat, tentunya harus meningkatkan kecerdasan juga keilmuwan. Jika bangsa ini memiliki banyak ulama, maka umat akan selamat. Seorang da’i sepatutnya harus mempersiapkan diri menjadi ulama.

Ustadz Dwi menjelaskan, bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala telah menyampaikan dalam al-Qur’an, sesungguhnya kehidupan ini seperti peperangan bagi umat Islam. Bukti nyata sudah di depan mata saat ini. Terlihat bagaimana munculnya sekolah-sekolah terkenal yang bagus infrastrukturnya, namun tidak konsentrasi kepada perbaikan akhlak. Artinya sekolah mahal belum mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat memperbaiki bangsa.

“Lembaga pendidikan seolah berlomba-lomba meninggikan bayaran mereka. Tapi itu semua tidak berefek kepada kehidupan bangsa kita,” ucap beliau kepada seluruh mahasiswi dan civitas akademika Kampus Putri STID Mohammad Natsir di Auditorium Sakinah Kampus Putri sore itu.

Baca juga: Ketua STID M Natsir Jadi Pembicara Tamu di Raker Ponpes eLKISI

Ia melanjutkan, contoh nyata di bangsa saat ini adalah hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah, ulama dikriminalisasi, ekonomi dimonopoli oleh sistem ribawi, jurang antara kekayaan dan miskin makin menganga dan hutang negara makin membengkak.

“Bangsa ini penuh dengan zhulumat maka butuh yang namanya an-Nur (cahaya) yaitu orang-orang yang seimbang antara ilmu dan Islam,” paparnya.

Di akhir tausiyahnya, ia mengingatkan tentang urgensi sehat dan kesempatan yang kerap dilalaikan manusia.

“Jeda UAS bukan awal dari berleha-leha, akan tetapi awal dari menentukan target untuk menemukan keberhasilan,” tutupnya. []

Reporter: Nuha Bilqisti

Editor: Faris Rasyid

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*