Dewan Da’wah Berikan Pembekalan bagi Para Da’i Alumni STID Mohammad Natsir

STIDNATSIR.AC.ID – Pasca mengikuti prosesi wisuda sarjana Kamis (24/12/20) lalu, Da’i dan Da’iyah Dewan Da’wah Alumni STID Mohammad Natsir segera bersiap untuk berangkat ke tempat tugas pengabdian da’wah. Sebelum diberangkatkan pada Januari mendatang, mereka mengikuti pembekalan da’i oleh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia selama dua hari sejak Sabtu dan Minggu (26-27/12/20).

Bertempat di Auditorium Serbaguna Pusdiklat Dewan Da’wah Bekasi, 123 Da’i dan Da’iyah mendapatkan pewarisan nilai dari para tokoh Dewan Da’wah, di antaranya : Ketua Umum Dewan Da’wah Periode 2007 – 2015 ustadz K. H. Syuhada Bahri, Ketua Umum Dewan Da’wah Periode 2020 – 2025 ustadz Dr. Adian Husaini, Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah ustadz Dr. Mohammad Noer, Ketua Bidang Pembinaan Keluarga Dewan Da’wah ustadz Ihsan Kamil, M.E.I., Ketua STID Mohammad Natsir ustadz Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I, Direktur Laznas Dewan Da’wah ustadz H. Tjaturadi Walujo Badrudin dan Tim Laznas Dewan Da’wah Pusat.

Kepada para peserta pembekalan Ustadz Syuhada Bahri menyampaikan, jika kita menolong agama Allah, pasti Allah akan memberikan pertolongan, “inilah yang harus dibangun oleh seorang da’i,” Jelasnya.

“Jangan merasa hina nanti disebut da’i pedalaman. Saya sudah 30 tahun berda’wah di pedalaman, yang lain memilih untuk belajar di Timur Tengah, saya memilih untuk berda’wah di pedalaman,” imbuh Da’i pedalaman senior yang pernah diutus ke Timor Timur dan Papua oleh Mohammad Natsir tersebut. Beliau juga berpesan kepada para da’i agar mengamalkan dan menda’wahkan semua yang telah dipelajari di bangku perkuliahan, seperti mengajarkan Sholat berjamaah, zikir pagi-petang, berwudhu dan membaca Al Qur’an. Berda’wah banyak sekali caranya, salah satunya adalah dengan memikat hati objek da’wah, maka tak ayal salah satu keberhasilan da’wah seorang da’i adalah menikahi wanita asli daerah tempat tugasnya.

Dr. Adian Husaini mengungkapkan, yang pertama harus dicamkan oleh para da’i sebelum berda’wah adalah meluruskan niat, tidak boleh ada niat lain selain menegakkan agama Allah. Kelak di medan da’wah, sudah barang tentu da’i akan mendapatkan banyak ujian, “Dan ujian paling besar datang dari diri sendiri, ” terangnya.

Beliau juga menyampaikan, di era disrupsi ini, yang diperlukan adalah sikap pembelajar. Menurutnya, di jalan da’wah ini pikirkan saja tentang da’wah. Nanti Allah akan menunjukkan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya.

Ketua Bidang Penempatan dan Pembinaan Da’i Dewan Da’wah, ustadz Misbahul Anam, MA mengatakan Da’i Pulang Kampung merupakan suatu kemuliaan, dapat membina kampung yang telah membesarkannya hingga saat ini, merintis da’wah mulai dari struktur terkecil, meskipun hasilnya tak bisa dipetik dalam waktu yang singkat. Butuh kesabaran yang berkepanjangan agar hasilnya dapat dinikmati suatu hari nanti.

Lantas, Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I mengingatkan bahwa para alumni STID Mohammad Natsir yang ditugaskan ke medan da’wah akan mendapati banyak hal yang baru, kultur masyarakat, sifat masyarakat, dan banyak hal yang belum pernah ditemui sebelumnya. Ia juga mengingatkan agar bersiap dengan banyaknya cobaan yang akan menerpa. Cobaan tersebut dapat muncul dari masyarakat maupun keluarga, maka komunikasi yang baik perlu dibiasakan oleh da’i.

Beliau juga mengingatkan, agar tetap rendah hati dan tidak silau dengan cinta dunia apabila suatu saat nanti terkenal di kalangan masyarakat luas. Selain itu, da’i Dewan Da’wah terkenal sebagai mediator ulung. Maka da’i harus menjadi representatif mediator yang baik bagi masyarakat nantinya. Terakhir, ia berpesan kepada para da’i yang telah menikah agar menyiapkan mental da’wah pasangan masing-masing., “Karena, saat mengalami kebuntuan, maka suporter paling besar adakah pasangan kita. Maka dai dan pasangannya bukan hanya hidup di satu atap, tapi satu fikroh, satu jalan, jalan dakwah, ” pesannya.

Acara pembekalan ini berjalan dengan lancar, para duat juga mendapatkan banyak modal dan wasiat penting sebelum diberangkatkan ke tempat tugas. Nantinya, mereka akan ditugaskan untuk berda’wah di 121 titik, di 21 Provinsi selama 2 tahun lamanya. Setelah pembekalan ini, para duat akan dilepas secara resmi untuk berangkat ke tempat tugas.

Sudah menjadi agenda tahunan, Dewan Da’wah Islamiyah melalui Alumni STID Mohammad Natsir mengirim da’i untuk berda’wah ke berbagai penjuru tanah air. Hal ini selaras dengan slogan Dewan Da’wah yakni “Selamatkan dan Bangun Indonesia Dengan Da’wah”. Sudah puluhan tahun pula lamanya Dewan Da’wah konsisten mengambil jalan yang tak digemari lembaga da’wah kebanyakan, yaitu Da’wah Pedalaman. Alih-alih redup sinarnya, kini justru semakin banyak para kader da’i yang berebut mengambil kesempatan berharga ini. [FR]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*