STID M Natsir Gelar Kuliah Iftitah, Dr. Ahmad Zain Annajah, MA Sampaikan Keutamaan Ilmu dan Atsarnya Bagi Akhlaq Da’i

STIDNATSIR.AC.ID – Memulai proses perkuliahan di tahun akademik 2021-2022 , Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir menggelar Kuliah Iftitah, pada Senin (20/9/21) secara luring di Kampus Putra STID Mohammad Natsir Tambun dan secara daring melalui kanal YouTube Dakho TV dan Zoom.

Diikuti lebih dari 300 mahasiswa dan mahasiswi serta segenap dosen kampus. Wakil Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Dr. Ahmad Zain Annajah, MA hadir sebagai pembicara dalam acara ini menyampaikan materi mengenai keutamaan ilmu dan atsarnya bagi akhlaq da’i.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir, Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I menyampaikan dalam sambutannya, masa pandemi yang memaksa kita melaksanakan perkuliahan daring memberikan manfaat bagi kita salah satunya ialah mudahnya media pembelajaran yang dapat dilaksanakan dari jarak jauh, namun di samping itu justru mengurangi keefektifan penanaman nilai-nilai kedaian kepada kader da’i.

Maka tema kuliah iftitah kali ini sengaja diangkat agar semangat belajar menggelora kembali bagi civitas akademika dalam menanggapi kemajuan digital dan menghadapi maksiat digital yang akan menghadang kita semua. “Semoga materi yang dibawakan oleh Dr. Ahmad Zain Annajah semakin menambah suntikan semangat yang baru bagi kita agar kita dapat menghadapi tantangan zaman ke depannya.” harapnya.

Selanjutnya, Dr. Zain menyampaikan, bahwa menulis merupakan tradisi ulama terdahulu. Imam Nawawi bahkan menulis banyak sekali buku, karyanya bahkan dapat kita temui di masjid-masjid.

Alumni Program Doktoral Universitas Al Azhar Kairo yang telah menulis 29 judul buku itu juga mengatakan bahwa menulis buku rasanya seperti hamil, “Ketika mengalami (menulis) terasa letih dan menyakitkan, namun ketika sudah selesai, rasanya ingin menulis lagi,” ungkapnya.

Baginya menulis adalah salah satu kegiatan jurnalistik dengan menuangkan memori hasil bacaan secara sistematis tentang informasi-informasi yang penting. Maka ia mengimbau setidaknya mahasiswa menulis 1 karya buku lalu diterbitkan dengan biaya sendiri. Dalam menulis suatu karya, mahasiswa juga harus memiliki daya baca yang tinggi. Oleh sebab itu, mahasiswa harus rajin membaca buku di perpustakaan untuk menambah perbendaharaan ilmunya. Dr. Zain menambahkan, membaca buku juga dapat menjadi salah satu upaya penyucian jiwa, karena dengan membaca, akan terangkat kebodohan, hilangnya syubhat dan dapat memperbaiki akhlaq seorang da’i.

Selain itu Dr. Zain juga berharap mahasiswa dapat menambah target hafalannya dari standar minimal yang disyaratkan kampus, kemudian menambah jam belajar kuliah tiap harinya agar pembelajaran dapat semakin produktif.

Acara kuliah iftitah ini berjalan dengan lancar, mahasiswa tampak antusias menyimak pemaparan narasumber. [FR]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*