91 Wisudawan Wisudawati STID Mohammad Natsir Ikuti Wisuda Sarjana, Bupati Sambas Turut Berikan Orasi dan Apresiasi

STIDNATSIR.AC.ID – Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir menyelenggarakan Sidang Terbuka Senat Akademik dalam rangka Wisuda Sarjana Strata Satu ke-XII bagi 91 wisudawan dan wisudawati pada sabtu, (22/10/2022) yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional, di Auditorium Pusdiklat Dewan Da’wah Tambun.

Acara wisuda yang dipimpin oleh Dr. Imam Zamroji, MA, Ketua Senat Akademik STID Mohammad Natsir itu, diawali dengan sambutan dari Ketua STID Mohammad Natsir Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I. Dalam paparannya, beliau mengatakan, “Adanya Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah ini ialah untuk menjadi satu wahana kaderisasi Da’i ilallah, dan juga dalam rangka memenuhi kebutuhan Dewan Da’wah pusat maupun daerah, maka STID ini fokus kepada pendidikan dan pembinaan”.

Maka dengan digelarnya wisuda sarjana ke–XII ini artinya para wisudawan dan wisudawati telah melewati dua tahapan pengkaderan. Tahapan pertama yakni selama 2 tahun (pengkaderan berbasis asrama), pada tahapan ini mahasiswa/mahasiswi dibekali ilmu-ilmu keislaman seperti hafalan Al-Qur’an dan Hadis, penguatan ilmu-ilmu dasar Islam, serta pembentukkan karakter. Kemudian di tahapan kedua (pengkaderan berbasis masjid), mahasiswa dan mahasiswi dituntut untuk mengamalkan ilmu Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Pada tahapan inilah mahasiswa diberi kesempatan untuk berkiprah di masyarakat. Kemudian tidak cukup dari itu, masih ada tahapan yang harus wisudawan/wisudawati penuhi yaitu pengkaderan berbasis masyarakat. Para wisudawan/wisudawati diamanatkan untuk membina ummat di pedalaman, perbatasan, suku terasing dan kawasan tertinggal.

Dalam rangkaian acara wisuda tersebut turut dihadiri oleh Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Pusat, Dr. Adian Husaini. Beliau memberikan pesan kepada wisudawan dan wisudawati, “Kalian tidak salah memilih jalan dakwah, dan jalan ini adalah jalan yang berbeda dari kebanyakan orang lain, kalian bukan manusia biasa. Maka kalian harus menjadi manusia yang luar biasa. Bersamaan dengan Hari Santri Nasional yang mana memiliki keterkaitan dengan ruh da’wah dan jihad jika melihat ke belakang, para kiai dan santri telah memperjuangkan negara ini dan berjihad demi menyelamatkan NKRI. Maka dari itu wisudawan dan wisudawati harus dapat mengambil ibrah dari perjuangan para kiai dan santri dengan siap berjuang, berjihad di jalan da’wah ilallah. Niatkan dakwah untuk menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian”. Pesannya

Wakil Koordinator Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Prof. Dr. H. Muhtar Solihin, M.Ag, beliau menyampaikan orasi di hadapan wisudawan dan wisudawati dan mengawalinya dengan kalimat “Man salaka toriqon yaltamisu fiihi ilman Shallallahu toriqon ilal jannah” Serta tak lupa mengucapkan selamat sekaligus meresmikan para wisudawan dan wisudawati atas gelar baru strata S1 yang dicapainya. Selain itu, wakil koordinator bidang kemahasiswaan tersebut menyampaikan dan memberikan bekal pemikiran, “Hari ini kita berada pada abad yang sangat mencekam yaitu abad/era revolusi 4.0 dan di sinilah kita berada. Era ini merupakan era kelanjutan dari tiga revolusi sebelumnya. Era ini merupakan era paling canggih, jahat dan ditemukannya internet (internet optik). Pada era ini segala sesuatu yang sifatnya fisik maka seketika berubah menjai dunia vidual (cyber fisikal system) dan orang dengan mudah bisa menjadi kaya raya hanya dalam hitungan menit (antivisual intelegent). Maka dengan adanya kita di era revolusi 4.0 ini mengharuskan menjadi manusia yang dapat menggunakan keadaan dengan sebaik dan sekreatif mungkin.

Dalam prosesi wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir ke–XII menjadi spesial karena turut dihadiri oleh Bupati Sambas, Kalimantan Barat H. Satono, S.Sos, M.H., yang juga merupakan alumni STID Mohammad Natsir tahun 2004. Dalam orasinya, beliau mengawali dengan kalimat “maju atau mundurnya suatu generasi adalah tergantung dari perempuannya, tergantung dari pemudanya hari ini”. Maka sebagai penerus generasi kalian dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik dan semaksimal mungkin, tegakkan dakwah di manapun kalian melangkah, lakukan dakwah dengan tanggas, lakukan dakwah dengan tegas, lakukan dakwah dengan cerdas, jadikan dakwah sampai pada maqom yang tinggi, karena faktanya masyarakat masih menganggap kegiatan dakwah sebagai sesuatu yang aneh, seorang da’i masih dianggap remeh. Maka dengan adanya STID ini semoga bisa mengangkat gerakan dakwah pada maqom yang semestinya yaitu pada level tertinggi sesuai sunnah Rasullallah Shallallahu ‘alaihi wa Salam.

Setelah mengikuti prosesi wisuda, para alumni STID Mohammad Natsir akan mengikuti pembekalan oleh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, sebagai persiapan sebelum diberangkatkan ke lokasi da’wah selama 2 tahun bagi wisudawan dan 1 tahun bagi wisudawati. [Uswahelamir/MARWAH]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*