Ketua STID M Natsir Sampaikan Orasi dalam Apel Siaga Dakwah

STIDNATSIR.ID.ID – Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir kembali mengadakan acara Apel Siaga Da’wah dan Pembukaan Halaqoh Mentoring pada Selasa, (04/10/2022) di Kampus Putra STID Mohammad Natsir, Tambun. Dalam Apel ini, Ketua STID Mohammad Natsir, Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I menyampaikan orasinya.

Apel ini dihadiri oleh sivitas akademika kampus baik Pimpinan, Dosen Staf, Karyawan serta seluruh mahasiswa Prodi KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) dan PMI (Pengembangan Masyarakat Islam). Semula kegiatan akan diadakan di halaman kampus namun dikarenakan guyuran dan rintikan Hujan masih turun sampai kegiatan dimulai maka acara dipindahkan ke halaman lobi kampus STID Mohammad Natsir.

Dalam orasi Dr. Dwi memaparkan data tentang tantangan dakwah yang akan dihadapi oleh para da’i. Mulai dari banyaknya kasus perceraian yang mengakibatkan banyak efek negatif, menjadikan banyaknya anak yang terlantar. Fenomena berkembangnya narkoba, menurut BNN 3,3 Juta masyarakat Indonesia terpapar narkoba.

Fakta di dunia digital, pada tahun 2021 sebanyak 1,5 Juta situs pornografi berhasil diblokir oleh Kominfo. Menurut data Kementerian PPPA 60% Siswa SD kelas 4-6 sudah mengakses situs porno internet, 30% pernah mendapatkan kekerasan seksual. Begitu juga dengan tambah suburnya aliran sesat.

Lebih lanjut Ketua STID M. Natsir mengatakan bahwa semangat dakwah, diharapkan dapat menjadi modal dalam menyongsong problematika dakwah ke depan. Banyaknya perminta dai ke Dewan Da’wah setidaknya pada tahun ini, sebanyak 230 permintaan dai dari daerah. Namun dai yang diperkirakan lulus tahun ini hanya 90 orang.

Dalam pemaparannya Ustadz Dwi kembali mengingatkan kepada Mahasiswa Kader Da’i, akan adanya cobaan dan rintangan dalam berda’wah, ia bisa datang kapan saja menerpa seorang da’i, ia bisa datang di saat belajar. Maka oleh karena itu, bagi seorang da’i dibutuhkan kesabaran dalam berdakwah sebagaimananya kesabaran para Rasul Ulul Azmi. Seperti sabarnya Nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan berupa sakit yang berkepanjangan.

Di Akhir nasihatnya Dr. Dwi memberikan nasehat kepada mahasiswa agar dalam berdakwah harus dijalankan secara berjamaah. Karena dakwah secara menyendiri jauh dari jamaah sangat rentan dan mudah terjerumus pada godaan setan, mudah terpecah belah dengan dai lain, serta gampang dihinggapi rasa Futur dan lelah. Serta bagi seorang dai agar senantiasa meningkatkan budaya literasinya, budaya ilmiah, seperti diskusi, karya ilmiah, dan lain sebagainya agar terlahir dai-dai yang kreatif. [Madeni]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*