Sisi Lain Mohammad Natsir yang Jarang Diketahui

STIDNATSIR.AC.ID – “Jika pedang melukai tubuh, ada harapan akan sembuh. Jika lidah melukai hati, kemana obat akan dicari”.

Itulah sepenggal bait pantun favorit Dr. Mohammad Natsir yang dibacakan oleh Narasumber Abdul Kadir Badjuber, M.Pd.I dalam Webinar Menyongsong 113 tahun Mohammad Natsir pada Selasa, (13/07/2021).

Webinar ini merupakan program perdana Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia menyelenggarakan acara tahunan dengan menitik fokuskan kepada pengenalan sosok Mohammad Natsir yang disiarkan virtual melalui aplikasi Zoom dan Live Streaming YouTube Dakho TV.

Berita terkait : Peringati 113 Tahun Mohammad Natsir, Dewan Da’wah Gelar Webinar Selama Sepekan

Tema yang diusung pada hari ke 3 webinar terbagi dalam 2 sesi, untuk sesi pertama dengan tema “Keteladanan Ukhuwah Mohammad Natsir” disampaikan oleh H. Amlir Syaifa Yasin, MA., dan untuk sesi kedua dengan tema “Sisi Lain Mohammad Natsir” disampaikan oleh Abdul Kadir Badjuber, M.Pd.I.

Dalam webinar sesi kedua, Abdul Kadir menyampaikan, bagi Pak Natsir, etika berda’wah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mendukung proses pencapaian tujuan da’wah Islam. Karenanya akhlak karimah dalam da’wah bagi Mohammad Natsir merupakan masalah penting yang tidak boleh dilupakan oleh para pelaku da’wah.

Meski ia tidak dapat berjumpa secara langsung dengan sosok Pak Natsir, namun ia diberi kesempatan untuk merawat buku – buku karya Pak Natsir hingga saat ini. Oleh karena itu, sebagai generasi muda kaderisasi Mohammad Natsir, wajib mengetahui sosok Mohammad Natsir.

Berdasarkan hasil wawancara nya dengan orang terdekat Mohammad Natsir, ia pun menyampaikan   mengenai akhlak Mohammad Natsir yang patut kita teladani dalam 8 point berikut ini,

Pertama, Mohammad Natsir memiliki sikap ramah, lembut dan pemurah.

Sikap lembut, ramah dan pemurah yang dimiliki pak Natsir disampaikan oleh orang-orang terdekat yang Mengenal Sisi Lain Mohammad Natsir dalam wawancara yang dilakukan oleh Abdul Kadir Badjuber. Lalu hasil wawancara yang ia lakukan di abadikan dalam bentuk buku. Ia mengungkapkan, jika ingin mengetahui seseorang, maka bertanyalah kepada orang terdekatnya, karena mereka yang mengetahui kebiasaannya. Maka dari itu, ia menggali berbagai informasi mengenai Pak Natsir melalui orang – orang terdekatnya.

Salah satu tokoh yang ia wawancarai mengatakan bahwa sosok Mohammad Natsir tergambar sebagai berikut, “Bila beliau bertemu dengan para bawahannya, beliau selalu berkata, ‘Bagaimana kabar saudara? Bagaimana kabar keluarga?.’ Hal ini menunjukan betapa ramahnya Mohammad Natsir kepada siapa saja yang ia kenal, termasuk kepada para bawahannya.

Untuk kalangan menengah ke bawah, sikap seperti ini merupakan suatu kebahagian yang luar biasa, karena mereka merasa diakui dan disapa oleh orang besar seperti Mohammad Natsir. Dan ini merupakan salah satu yang patut dicontoh dalam pergerakan da’wah Mohammad Natsir.

Gambaran lainnya dari sosok Mohammad Natsir, yaitu siapapun yang datang kepadanya dalam keadaan meminta bantuan, pasti akan ia berikan, walaupun dikantongnya hanya tersisa Rp 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah). Mohammad Natsir selalu mementingkan kepentingan orang lain di samping kepentingan pribadi.

Selanjutnya, Mohammad Natsir juga termasuk orang yang senantiasa menghormati tamu. Menjamu dengan sebaik-baiknya. Jika tamu tersebut datang, maka akan ia sambut dengan sebaik – baiknya sambutan, dan jika tamunya pulang, maka ia akan antarkan tamunya pulang sampai tulang punggung atau kendaraannya hilang dari pandangannya.

Yang paling mengharukan dari keteladan Mohammad Natsir yang perlu di teladani, adalah ia tidak pernah membeda-bedakan orang sekalipun orang itu adalah bawahan.Tentu hal ini mengingatkan kita akan ketaqwaan beliau kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan memperlakukan orang tanpa membeda-bedakan kasta.

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al – Hujurat ayat 13 yang berbunyi,

اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”

Meneladani sosok Muhammad Natsir yang kedua,  Beliau senantiasa berterimakasih kepada siapapun. Bahkan kepada seorang supir yang telah membukakan pintu mobil untuknya.

Ketiga, pandai menjaga lisan. Seorang tokoh Allahuyarham Ali Sadikin mengungkapkan bahwa Pak Natsir merupakan sosok yang lembut dan santun dalam berucap. Bangsa Indonesia kehilangan salah seorang tokoh perdana menteri yang santun dan lembut dalam bekata serta berucap.

Dalam gaya bicaranya yang khas, Abdul Kadir mengatakan, “15 tahun saya telah membuktikan ucapan Pak Natsir, bahwa kelembutan dalam berda’wah merupakan suatu keharusan bagi da’i. Karena ia akan berdampak dalam kelangsungan da’wah.”

Keempat, peduli, pandai menjaga perasaan dan perhatian. Hal ini diungkapkan dalam Jurnal Pak Rasyid yang dimuat dalam Majalah Tazakka edisi Juni 2014, sosok Pak Natsir senantiasa menjaga perasaan siapapun yang berada di dekatnya.
Dalam suatu kejadian, dimana Pak Rasyid (staff Pak Natsir) berada di arah Senin menuju Kramat, lalu bertemu dengan mobil Pak Natsir yang hendak ke Kramat Jua. Dalam mobil, Pak Natsir meminta tolong kepada supirnya agar menghampiri Pak Rasyid, dan memintanya untuk berangkat bersama Pak Natsir. Tentu hal ini mencerminkan betapa ia sangat pandai menjaga perasaan seseorang.

Kelima, datang lebih awal (disiplin dalam bekerja). Kesaksian ini diungkapkan oleh para pegawai Pak Natsir. Selain datang tepat waktu dalam bekerja, ia pun senantiasa tepat dalam beribadah. Dalam hal ibadah, Pak Natsir Selalu mengutamakan dengan tiba di masjid sebelum adzan berkumandang.

Keenam, Hormat dan sangat menghargai istri. Menurut penuturan Pak Ramlan, yang disampaikan ulang oleh Abdul Kadir dalam webinar malam itu,  jika menceritakan sosok Mohammad Natsir, maka tidak akan terlepas dari peran istrinya. Ketika Mohammad Natsir pulang ke rumah dalam keadaan perut kenyang, sedang istri telah menyiapkan makanan, maka ia akan tetap makan.

Ketujuh, keikhlasan dan kesungguhan da’wah. Saat menjelang usianya yang ke 80 an, dalam kondisi terbaring di Rumah Sakit, ia tetap memikirkan kepentingan umat walau dalam keadaan sakit.

Kedelapan, kebersamaan dalam bermusyawarah. Pak Natsir sering kali bermusyawarah dalam hal apapun termasuk urusan yang berkenaan tentang umat. Selain itu, Abdul Kadir menceritakan mengenai kesaksian Pak Ramlan terhadap Pak Natsir. Melalui ceritanya ia memaparkan bahwa Pak Natsir memiliki keikhlasan yang sangat luar biasa, sehingga ketika rapat pun ia tetap dalam keadaan tenang meski banyak orang yang berdebat hingga memainkan tangan mereka.

Pada akhir sesi, ia menyampaikan closing statement untuk menutup pembahasan kali ini dengan nada yang khasnya. “Kalau buat saya ya, mutiara – mutiara yang saya sampaikan tadi sesungguhnya sesuatu yang harus diteladani dan diwujudkan dalam kehidupan kita, oleh saya, para pengajar, mahasiswa dan mahasiswi itu akan berdampak luar biasa. kiprah, pemikiran, akhlak beliau dijadikan keteladan agar kita bisa meniru sikap – sikap terpuji yang beliau perlihatkan kepada orang-orang terdekat.”

Berita terkait : Mengenal Lebih Dekat Bapak Pendiri NKRI Dari Putrinya

Demikian, sisi lain Pak Natsir untuk mengangkat kualitas umat Islam yang tidak pernah surut. Hal ini dapat dicerminkan dalam segala tindakan dan sifat – sifat Pak Natsir yang patut kita teladani semasa hidupnya. Kebuntuan jalan politik justru mengantarkannya untuk memasuki jalan baru yang lebih luas, yakni dengan mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Atas sikap dan sifat – sifatnya yang luar biasa dalam berda’wah telah memberikan contoh bagi para du’at selanjutnya.

Atas keilmuannya, kesantunan dan akhlakul karimah Pak Natsir telah mengantarkan ia menjadi pendiri sekaligus ketua DDII. Dengan inilah Pak Natsir dikenal luas sebagai ulama bertaraf nasional. Bahkan kemampuan berdiplomasi diakui secara internasional, terutama di Dunia Muslim

Sepak terjang Pak Natsir sebagai ulama, politisi dan negarawan telah banyak diungkap dan diperbincangkan, inilah beberapa hal yang patut kita contoh dan terapkan dalam kehidupan kita sebagai Natsir muda.

(Novi Indiana/Marwah)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*