Keluarga Da’wah – Idealisme Pasangan Da’wah (Bagian 4)

Oleh : Dr. Ahmad Misbahul Anam, MA (Dosen Tetap STID Mohammad Natsir)

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,” (QS. At-Tahrim : 11)

Idealisme itu tidak tiba-tiba, ia perlu benih pilihan, pupuk yang menyuburkan, media yang kondusif dan tentu ‘pasar’ yang siap menyerapnya. Demikian juga dengan mimpi membangun keluarga dakwah, ia juga memerlukan perangkat pendukungnya.

Dalam sesi tes wawancara masuk kampus dakwah, saya biasanya membuka pertanyaan paling dasar, “Siapa orang tuamu? Apa pengurus Masjid atau Majlis Taklim? Apa pernah mendengar Adzannya atau mereka berceramah?”.

Apa relevansinya untuk dakwah dan juga kebersamaan dakwah? Ini hasil awalnya, sebagaimana kiriman pesan WhatsApp kemarin pagi dari salah satu kader dakwah yang sedang menyelesaikan tugas pengabdian di lapangan. Akhwat ini, tugasnya diluar pulau yang jauh dari daerah asal dan kampusnya. Sang daiyah itu membuka pesannya,

“Bismillah.
Assalaamu’alaikum ustadz
Afwan ustadz, bagaimana tips mendapatkan ridho orang tua untuk menikah lalu dakwah di pedalaman ?
Jazakumullahu khoiron ustadz”

Bacaan Terkait : Keluarga Da’wah (Bagian 1)

Baru pagi ini meresponya dengan menawarkan 5 langkah jawaban. Untuk uraian lebih luasnya, penjelasan di bawah ini.  Langkah-langkahnya adalah,

1. Bangun niat, perlu kekuatan bathin sebagai langkah awal untuk menaklukkan mental. Di sinilah, nanti Allah swt akan mempertemukan gagasan seorang anak atau siapapun dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain. Hati ketemu hati, sebagaimana hukum konsep hukum qishash di mana mata ketemu mata, gigi ketemu gigi dan selanjutnya.

2. Doa dan munajat yang kuat. Memang taqdir sudah ditentukan, walaupun kita tidak tahu. Tapi sebagai hamba, kita wajib berprasangka baik kepada Allah atas taqdir kita, semoga juga baik. Doa dan munajat, semacam media penyambutannya, selain ia adalah bentuk ibadah kepadaNya.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُ وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah ‘azza wajalla berfirman;Bagi hamba-Ku adalah sebagaimana perasangkanya kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdoa kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Muslim)

3. Minta pendapat orang tua, “Kalo saya nikah, apa boleh cari sendiri??”. Ini langkah ‘unggah-ungguh’ penghormatan dari yang muda kepada yang tua. Walaupun untuk ukuran mahasiswa kedewasaan itu sudah dirasa mumpuni, tapi ingatlah! Bahwa pernikahan sejatinya, bukan hanya menyatukan 2 manusia, tapi juga menyatukan banyak komunitas yang lebih besar, sekurangnya dari dua keluarga.

Bacaan Terkait : Keluarga Da’wah (Bagian 2)

4. Kalo sudah diizinkan, terus dikonsultasikan lagi dengan ortu. Ya begitulah jalannya, setelah calon pendamping yang usahakan mulai ada titik terang, mungkin juga sudah ada yang cocok segeralah membicarakannya dengan orang tua. Bisa disampaikan melalui ibu terlebih dahulu, karena bisanya perasaan wanita lebih lembut dan kuat hujjahnya. Tentu, pertimbangan syariat tetap menjadi standar utamanya.

5. Bangun persepsi positif soal dakwah, pengabdian, pengorbanan dan tanggungjawab sebagai anak dengan ortunya. Orang tua harus berada dalam suasana aman, nyaman saat sang anaknya masuk usia yang memang bisa melakukan perpisahan karena sudah dewasa dan terutama saat menikah.

Karena pada umumnya, orang tua akan mengalami kekhawatiran saat anaknya masuk usia pernikahan, ‘takut ditinggal’. Mereka memerlukan kawan yang akan menyapanya, menemani dan melayaninya. Maka, yakinkan, bahwa Anda akan tetap menyapanya walaupun dalam bentuk yang lain, tidak seperti gaya konvensional.

Mungkin, berikan pelatihan menggunakan alat komunikasi, bisa bercengkrama secara visual. Sering meneleponnya dan menyapanya, sebagai bagian dari wujud konektivitas kejiwaan, antara anak dan orang tua.

6. Dampingi orangtua, sampai paham tugas dakwah ini, sebagaimana Anda sendiri memahami dakwah tersebut. Dari tahap awal, sampai Anda sendiri benar-benar paham. Kemudian  muncul idealisme perjuangan, mau memahami Anda sebagai anak yang coba mengumpulkan pahala untuk orang tuanya melalui jalan dakwah, sebagaimana pesan Rasul.

Bacaan Terkait : Keluarga Da’wah (Bagian 3)

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

Dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“ [HR. Ibn Majah].

Coba dan lakukan, jika masih ‘mentok’ belum menemukan hasil, coba dan ulang kembali. Berdoa juga menjadi senjatanya. Bismillah 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*